Pekanbaru, (ANTARA News) - Menteri Kehutanan (Menhut) MS Kaban mengatakan, gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Riau jangan sampai nasibnya sama dengan harimau jawa yang saat ini hanya tinggal nama. "Indonesia tidak lagi memiliki harimau jawa karena telah punah, saya mengingatkan agar nasib serupa juga jangan sampai terjadi pada gajah sumatera khususnya gajah-gajah yang ada di Riau ini," ujarnya di Pekanbaru, Rabu (10/4) malam. Menhut MS Kaban bersama Menteri Pertanian Anton Apriantono dan Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar datang ke Pekanbaru dalam rangka menyaksikan dan menandatangani deklarasi pernyataan penghentian pembakaran hutan dan lahan bersama 87 perusahaan di tiga provinsi di Sumatera. Menurut Menhut lagi, punahnya harimau jawa adalah musibah nasional yang perlu dievaluasi. "Saat ini, untuk harimau jawa kita tidak mempunyai stok lagi. Saya berharap satwa dan fauna yang ada di Riau hendaknya harus terus dijaga dan dilindungi, jangan sampai gajah dan harimau di Riau mengalami nasib yang sama dengan nasib harimau di Jawa," ulangnya. Ia mengatakan, berdasarkan data, harimau sumatera, jumlahnya masih ada sekitar 200 sampai 400 ekor, karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya kepunahan satwa ini, pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota telah mengalokasikan areal untuk harimau sumatera di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) di Indragiri Hulu dan kawasan Hutan Senepis di Kota Dumai. "Mudah-mudahan habitat mereka tidak diganggu, jangan karena alasan perluasan areal perkebunan, sehingga gajah dan harimau sumatera tidak ada tempat bermukim lagi," ujar Kaban. Menhut juga berharap kepada gabungan pengusaha kelapa sawit di Indonesia memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan serta melindungi satwa-satwa langka lainnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006