Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia sedikit melemah terhadap dolar AS di awal perdagangan Moskow pada Selasa, namun sebagian besar mempertahankan kenaikan minggu lalu yang didorong oleh intervensi kementerian keuangan dan eksportir besar mengubah pendapatan mata uang asing mereka.

Pada pukul 07.50 GMT, rubel melemah 0,54 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 68,81. Terhadap euro, rubel merosot 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 74,34. Rubel diperdagangkan turun 0,2 persen terhadap yuan China pada 10,13 di Moskow.

Kementerian keuangan Rusia melanjutkan intervensi mata uang asing untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun Jumat (13/1/2023) lalu dengan rencana untuk menjual 54,5 miliar rubel (793 juta dolar AS) yuan dari cadangan internasionalnya selama beberapa minggu ke depan, membantu rubel menahan penurunan baru-baru ini terhadap dolar.

Sebuah catatan dari analis Otkrytie Research, Andrei Kochetkov pada Selasa mengatakan bahwa rubel kemungkinan akan tetap stabil hingga akhir bulan. Kochetkov mengatakan bahwa periode yang dipersingkat untuk mengubah pendapatan eksportir menjadi rubel akan mengimbangi potensi penurunan pendapatan minyak dari batas harga yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.

Minyak mentah Brent, patokan untuk ekspor utama Rusia, naik 0,07 persen menjadi diperdagangkan pada 84,52 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia sedikit turun pada awal perdagangan, dengan indeks RTS berdenominasi dolar turun 1,07 persen menjadi diperdagangkan di 1.013,49 poin, sementara indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 2.212,6 poin.

Baca juga: Rupiah ditutup anjlok 120 poin, terdampak perlambatan ekonomi China
Baca juga: IHSG ditutup naik ikuti ekonomi China tumbuh di atas ekspektasi pasar
Baca juga: Harga minyak tergelincir di Asia, pasar kekhawatiran resesi global

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2023