Nusa Dua (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda mengatakan rencana Indonesia memiliki reaktor nuklir untuk energi listrik dipastikan tidak akan memperoleh hambatan dari dunia internasional. Pernyataan tersebut dikemukakan Menlu seusai sidang Dewan Menteri Kelompok Negara Berkembang Delapan atau D-8 di Nusa Dua, Bali menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan Indonesia menghadapi masalah yang sama dengan Iran saat ini. "Indonesia adalah negara pihak NPT (traktat non-proliferasi senjata nuklir) lebih dari itu Indonesia patuh dan tunduk terhadap proses yang transparan, termasuk memberikan kesempatan terhadap IAEA (Badan Tenaga Energi Atom Internasional)," katanya. Menurut Menlu, Indonesia telah sejak lama mempunyai reaktor riset di Serpong dan Yogyakarta dan sejumlah negara telah menawarkan bantuan untuk transfer energi. "Jadi ketika Indonesia memutuskan untuk memiliki reaktor nuklir untuk energi listrik maka itu semua lebih tergantung pada keputusan kita kapan kita siap untuk menggunakan nuklir sebagai bagian dari diversifikasi energi," ujarnya. Menlu mengatakan, keinginan untuk menggunakan energi nuklir sebagai energi alternatif adalah masalah yang dihadapi oleh banyak negara termasuk negara-negara maju karena seiring dengan kenaikan harga minyak dunia maka itu adalah masalah yang serius. Dikatakan, konsumsi energi Indonesia terus meningkat sehingga perlu dipikirkan upaya untuk melakukan diversifikasi energi. "Kita fokus ke batubara dan gas karena ada cadangan yang besar disamping juga mengembangkan yang lain seperti bio fuel, bio massa, air, angin dan nuklir," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006