Port Harcourt, Nigeria (ANTARA News) - Tiga pekerja minyak asing, termasuk seorang Italia, diculik di kota minyak Nigeria, Port Harcourt, Kamis, sehari setelah seorang eksekutif perusahaan minyak AS tewas ditembak di kota yang sama. Polisi dan sumber-sumber industri mengatakan, penculikan pegawai-pengawai kontraktor minyak Italia Saipem itu disulut oleh perselisihan antara perusahaan itu dan masyarakat dimana perusahaan itu bekerja dan upaya-upaya sedang dilakukan untuk membebaskan mereka. "Masalah itu sedang ditangani dan mengarah ke hasil-hasil positif," kata Komisaris Polisi Negara Bagian Rivers Samuel Agbetuyi kepada Reuters melalui telefon, dengan menambahkan bahwa seorang tersangka penculik telah ditangkap. Kelompok militan Gerakan bagi Emansipasi Delta Niger (MEND), yang melancarkan serangan-serangan terhadap industri minyak di negara eksportir terbesar kedelapan dunia itu, mengatakan, mereka tidak terlibat dalam penculikan tersebut. Beberapa sumber industri mengatakan, tiga orang sedang bepergian dengan dua kendaraan SUV dengan pengawalan polisi ketika mereka dicegat orang-orang bersenjata, yang melucuti senjata aparat keamanan yang mengawal para pekerja minyak itu. Mereka dibawa dari mobil-mobil itu ke sebuah kapal yang berdekatan di salah satu sungai kecil yang terselimuti pohon bakau. Rabu, seorang bersenjata yang naik sepeda-motor menembak mati seorang warga AS yang bekerja untuk perusahaan pelayanan minyak Texas Baker Hughes dalam pembunuhan yang tampaknya direncanakan. Beberapa sumber diplomatik dan perminyakan yang dikutip Reuters mengatakan, pembunuhan itu mungkin berkaitan dengan perselisihan masalah pekerjaan. Penculikan merupakan metode umum yang biasanya digunakan oleh penduduk desa miskin di kawasan delta tersebut untuk menuntut keuntungan atau uang kontan dari perusahaan-perusahaan minyak. Port Harcourt merupakan kota terbesar di Delta Niger, yang memompa semua minyak Nigeria, dan beberapa perusahaan multinasional memiliki kantor utama di sana, termasuk perusahaan Royal Dutch Shell dan Agip.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006