Islamabad (ANTARA News) - Perdana Menteri Pakistan, Shaukat Aziz, sesaat sebelum meninggalkan negaranya menuju Bali, Indonesia, Kamis untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) D-8, menyatakan harapannya bahwa negara-negara anggota D-8 akan mencapai perjanjian mengenai preferensi tarif, meningkatkan investasi dan peraturan bea cukai yang lebih baik. Berbicara kepada pers, sebelum meninggalkan negaranya, Shaukat Aziz mengatakan bahwa perjanjian tersebut yang terkait dengan KTT D-8 akan membantu memperbaiki hubungan diantara negara-negara anggota dan juga meningkatkan perdagangan dan berbagai kegiatan bisnis. Shaukat mengatakan bahwa KTT D-8 juga akan membicarakan mengenai berbagai upaya dan cara meningkatkan kerjasama ekonomi antar negara anggota Organisasi Negara-negara Islam (OKI). Ia mengatakan melalui interaksi ekonomi yang lebih banyak di antara negara anggota D-8, hal itu akan membantu mengatasi berbagai masalah politik. PM Pakistan itu mengatakan bahwa para pemimpin D-8 juga akan bertukar pandangan mengenai berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi masyarakat Muslim dan menemukan berbagai cara dan gagasan untuk lebih meningkatkan harmonisasi. Negara-negara anggota D-8 yang terdiri atas negara-negara muslim yakni Pakistan, Iran, Bangladesh, Turki, Malaysia, Indonesia, Mesir dan Nigeria juga akan mempertinggi hubungan bilateral melalui KTT ini, katanya, seperti dilansir APP. PM Pakistan itu juga mengatakan bahwa mereka juga akan membicarakan berbagai masalah yang terkait dengan OIC dan membuat organisasi itu lebih bersemangat. Menurut Shaukat ia di sela-sela KTT itu akan melakukan pertemuan bilateral dengan para pemimpin dari delegasi negara-negara anggota lainnya, untuk menyoroti isu Kashmir. Selama pertemuan itu ia juga akan menyampaikan pendapat negara itu mengenai berbagai isu internasional. Selain itu upaya meningkatkan kerjasama bilateral di berbagai bidang juga akan merupakan salah satu agenda penting yang akan dibicarakan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006