Davos, Swiss (ANTARA) - Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) memperkirakan rekor kerugian pada tahun 2022, terutama karena kerugian dari kepemilikan portofolionya di Rusia dan Belarusia, Presiden EBRD Odile Renaud-Basso mengatakan pada Rabu (18/1/2023).

Bank tersebut memiliki sekitar 1 miliar dolar AS dalam portofolionya yang berfokus pada Rusia dan Belarusia sebelum perang di Ukraina, yang sekarang fully provisioned, kata Renaud-Basso. Ia menambahkan bahwa sebagai perbandingan, kondisi pasar yang lebih luas dan pinjaman bermasalah memiliki dampak yang terbatas pada kepemilikan EBRD.

"Kami memperkirakan rekor kerugian, menyusul rekor keuntungan dari tahun sebelumnya," katanya dalam sebuah wawancara dengan Forum Pasar Global Reuters di sela-sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Baca juga: EBRD pangkas prospek pertumbuhan, peringatkan tambahan tekanan inflasi

Bank sebelumnya melaporkan rekor investasi pada tahun 2022 sekitar 13,1 miliar euro (14,1 miliar dolar AS), dan mengharapkan untuk melanjutkan investasi yang ditargetkan di sekitar ketahanan pangan dan energi, kata Renaud-Basso.

EBRD, yang beroperasi di sekitar 40 negara di dunia, berharap dapat meningkatkan investasi di Timur Tengah dan Afrika pada tahun 2023, khususnya di Mesir. Mungkin membuat rekor investasi di Tunisia.

Renaud-Basso menegaskan kembali komitmen bank untuk mengirimkan 3 miliar euro ke Ukraina pada akhir tahun ini, khususnya untuk membantu membangun kembali infrastruktur. Itu berarti penyebaran yang diharapkan sekitar 1,3 miliar euro pada tahun 2023, setelah pencairan tahun lalu sebesar 1,7 miliar euro.

Dia juga mengharapkan ekspansi bank di sub-Sahara Afrika dan Irak, yang ditunda karena perang di Ukraina, akan kembali menjadi agenda tahun 2023.

Baca juga: EBRD Peringatkan Kejatuhan Eropa Timur

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2023