Jakarta (ANTARA News) - Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, memilai bahwa negara-negara barat, seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang mengusung liberalisme dan demokrasi telah gagal mewujudkan keadilan dan perdamaian sejati di dunia, karena selalu berstandar ganda mengimplementasikan liberalisme dan demokrasi yang mereka dengungkan. Pernyataan itu disampaikan Ahmadinejad ketika bersilaturahim dengan jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Jumat. Pada kesempatan itu pula, ia mengajak bangsa Indonesia untuk tidak bersikap pasrah menghadapi tindakan bangsa-bangsa asing yang menjarah kekayaan alam nya, karena bangsa Indonesia yang termasuk umat Islam terbanyak di dunia harus mendukung perjuangan menentang kemungkaran dan menganjurkan kebajikan. Kepada jajaran Pimpinan Pusat Muhamamdiyah, Ahmadinejad menyatakan, sebagai cadangan umat Islam di dunia, maka bangsa Indonesia harus mendukung perjuangan bangsa-bangsa Islam dan keseluruhan umat Islam dalam menentang kemungkaran dan menganjurkan kebajikan untuk menegakkan keadilan, serta menjaga perdamaian. Karena dunia adalah satu, menurut dia, maka tanggung jawab bersama umat manusia, termasuk umat Islam negara-negara berkembang, adalah menjaga keselamatan dunia dan seluruh isinya. "Indonesia sangat potensial melakukan itu, karena memiliki sumber daya yang besar, termasuk jumlah umat Islam sebagai penduduk mayoritas," katanya. Tetapi, Ahmadinejad menyayangkan dan menyatakan keprihatinan mendalam seusai menyaksikan keadaan bangsa Indonesia dewasa ini, karena potensi sumber daya manusia dan alamnya tidak dapat dioptimalkan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dia menyayangkan ketidakberdayaan bangsa Indonesia yang pasrah menghadapi tindakan negara-negara asing, yang dimotori perusahaan-perusahaan negara maju, yang mengeruk kekayaan alam Indonesia. "Kami menyaksikan betapa banyak kekayaan alam Indonesia yang dijarah bangsa-bangsa asing," kata Ahmadinejad. Oleh karena, Ahmadinejad mengatakan, negara-negara maju telah gagal menempatkan posisi sebagai penjaga perdamaian dunia yang menjunjung keadilan dan menjaga kemartabatan bangsa-bangsa di dunia. "Kami telah melihat sosialisme dan marxisme ternyata gagal memberikan solusi pada masalah-masalah dunia, dan kini liberalisme dan demokrasi yang diusung negara-negara barat juga telah gagal, karena mengimplementasikan standar ganda," katanya. Ia menimpali, "Perdamaian dan keadilan sejati hanya bisa terwujud di dunia ini dengan menampilkan Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam. Dan, Iran akan menjadi negara yang terdepan menghadapi tekanan-tekanan barat." Mengenai hubungan kerjasama di antara Indonesia dan Iran, Ahmadinejad menyatakan, bukan hanya aspek budaya, pendidikan, pariwisata, bea cukai, energi, dan teknologi yang bisa digalang kerjasamanya, tetapi bisa juga meliputi seluruh aspek yang berpengaruh bagi perdamaian, kemanusiaan dan meningkatkan kemaslahatan warga kedua negara. Langkah tersebut, katanya, dapat ditindaklanjuti dengan meminta duta besar kedua negara menandatangani nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama. Ahmadinejad juga menegaskan, mendukung keutuhan atau integrasi wilayah Republik Indonesia, dan tidak akan pernah menerima gerakan separatisme, seperti di Papua. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006