Padang (ANTARA News) - PT Andalas Tuah Sakato (ATS), sebuah badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, bersama sebuah konsorsium telah menyiapkan dana sebesar Rp3,8 triliun untuk membeli saham Cemex SA de CV di PT Semen Gresik Tbk (PTSG) yang rencananya akan dilepas. "Kita sudah siapkan dana berapa pun yang dibutuhkan untuk membeli bagian saham Cemex itu. Hal ini sudah kami laporkan kepada gubernur (Gubernur Sumbar H. Gamawan Fauzi, red) dan beliau sangat mendukung rencana itu," ujar Komisaris PT ATS, H. Basril Thaher, di Padang, Jumat (12/5) malam. Cemex, sebuah perusahaan multinasional asal Meksiko, berencana melepas bagian sahamnya yang 25,53 persen di PTSG. PTSG sendiri merupakan induk perusahaan dari PT Semen Padang (PTSP) dan PT Semen Tonasa (PTST) pasca-akuisisi pada 1995. Menurut Basril Thaher, sebagai sebuah perusahaan daerah, ATS jelas harus lebih memikirkan kepentingan daerah. Karenanya perusahaan milik daerah itu itu akan terus berupaya mencari jalan agar bisa membeli saham Cemex tersebut. Hanya saja ia menilai perkembangan terakhir menunjukkan kondisi yang tidak menguntungkan karena pihak Cemex tidak melakukan penjualan saham-sahamnya secara terbuka. "Mereka menyebut-nyebut pembeli potensialnya adalah Rajawali. Sepertinya mereka (Cemex) hanya bersedia menjual saham itu kepada Rajawali dan hal itu jelas tidak fair," tambahnya. Pihak ATS sendiri, jelas Basril Thaher, kepada Menteri Negara BUMN telah menyampaikan niat untuk membeli saham Cemex itu dan ditanggapi positif. Menneg BUMN bahkan telah meminta agar sebagian saham Cemex itu memang dijual kepada daerah. ATS juga telah menyurati pihak Cemex berkaitan rencana pembelian saham tersebut meski sampai saat ini tidak ada jawaban. Namun demikian ia mengaku yakin peluang ATS untuk membeli saham tersebut masih cukup terbuka. "Karena surat kita tidak ditanggapi Cemex Indonesia maka kami berencana menghubungi kantor pusatnya di Meksiko, mudah-mudahan mendapatkan tanggapan sebagaimana yang kita harapkan," katanya. Jangka panjang Berkaitan rencana membeli saham Cemex tersebut, Basril Thaher menekankan pihaknya bersama pemerintah daerah tidak hanya memikirkan keuntungan sesaat melainkan jangka panjang. Dalam jangka panjang ATS merencanakan ekspansi dengan membuka pabrik semen baru di Sumbar di dua lokasi, masing-masing di kawasan Singkarak dan Paninggahan. "Kami yakinkan ATS tidak akan bikin masalah baru. Bahkan peluang bagi spin off (pemisahan PTSP dari PTSG, red) sebagaimana dicita-citakan masyarakat Sumbar akan terbuka lebar jika bagian saham yang dikuasai Cemex itu jatuh ke tangan ATS," tegasnya. Tentang peluang ATS mendapatkan saham tersebut, Basril mengatakan, cukup terbuka sepanjang Cemex menjual saham tersebut secara terbuka dan fair. Namun demikian, ia menegaskan, apapun kondisinya ATS tetap akan berjuang untuk dapat membeli saham-saham tersebut. "Tapi kita tetap akan menggunakan cara-cara yang elegan," ujarnya. Sekiranya ATS tetap tidak diberi peluang mendapatkannya, ia berharap pemerintah pusat menggunakan haknya untuk membelinya (buyback) dan bagian saham itu kemudian dijual kepada ATS. Gubernur H. Gamawan Fauzi mengatakan, Sumbar tidak perlu mendapatkan seluruh dari 25,53 persen saham Cemex tersebut, karena 10 persen saja atau bahkan sekiranya hanya 3-4 persen sudah cukup. Tidak tertutup pula kemungkinan Sumbar hanya bisa membeli saham setara bagian saham Cemex di PTSP. Ditanya rencananya sekiranya tujuan membeli saham Cemex itu gagal, Gamawan Fauzi mengatakan, pihaknya akan terus fight. "Kita akan fight lagi. Mungkin PTSP harus keluar dari PTSG, solusi akhirnya kembali lagi kepada tuntutan spin off," tegasnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006