Surabaya (ANTARA) - Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional Richard M. Nainggolan menyebut modus peredaran penyamaran narkoba terus berkembang setiap tahunnya.

"Di tahun 2023 ini pasti bakal ada modus-modus baru yang bakal dipakai untuk menyelundupkan narkoba ke berbagai daerah," katanya di sela Rapat Kerja Teknis (Rakernis) di Surabaya, Kamis.

Baca juga: Kepala BNN: Realisasi anggaran tahun 2022 sebesar Rp1,7 triliun

Untuk itu, BNN berkomitmen terus mengembangkan upaya untuk pencegahan dan pemberantasan narkotika. "Nah ini kan tantangan dari BNN Nasional dan juga tantangan pemerintah setempat untuk bisa mengungkap itu. Yang pasti berbicara peredaran narkoba itu sangat dinamis," ujar Richard.

Richard mengungkapkan bahwa temuan narkoba terbanyak selama tahun 2022 adalah ganja dan ekstasi. Sayangnya ia tidak merinci data temuan tersebut.

Sementara itu, Deputi Bidang Rehabilitasi BNN Riza Sarasvita mengatakan kalau di tahun ini pihaknya belum berencana membuat konsep rehabilitasi baru. BNN masih berpatokan dengan mutu standar yang disebut SNI 8807:2019 sebagai tolok ukur.

Selain itu BNN RI juga belum berencana menambah tempat rehabilitasi, sebab untuk menambah tempat rehab harus melihat Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI.

"Dari kami Masih terbatas, tapi yang dibangun oleh masyarakat (rehabilitasi) tumbuh terus. Itu menjadi salah satu tugas kami untuk meningkatkan kemampuan mereka agar standarnya optimal," kata Riza.

Baca juga: Artipena mengawal mahasiswa bersih narkoba dari masuk hingga lulus
Baca juga: Tiga terduga kurir ganja dari Sumut ditangkap dalam hutan di Sumbar
Baca juga: BNN musnahkan 222 kg ganja kering dikendalikan dari lapas

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2023