Yogyakarta (ANTARA News) - Obyek wisata Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai Minggu pagi (14/5) tertutup bagi pengunjung maupun wartawan setelah Gunung Merapi terus menerus mengeluarkan awan panas. Petugas pos pembayaran retribusi masuk ke obyek wisata Kaliurang, Minggu, melarang pengunjung dan wartawan untuk memasuki kawasan obyek wisata tersebut. Izin masuk hanya diberikan kepada pengungsi yang tinggal di sekitar obyek wisata tersebut. Para pengungsi tersebut kembali ke rumah mereka sekedar untuk mengambil barang kebutuhan yang tertinggal atau memberi makan ternak dan kemudian kembali lagi ke barak pengungsi yang terletak beberapa kilometer di bawah pos pembayaran tersebut. Sebelumnya, pada Sabtu malam wartawan yang ingin menuju Pos Pengamatan Gunung Merapi yang terletak di kawasan obyek wisata Kaliurang masih diizinkan melalui pos pembayaran tersebut. Selain itu, larangan masuk hanya diterapkan untuk gardu pandang yang terletak di dalam kawasan obyek wisata tersebut. Namun, mulai Minggu pagi izin tersebut tidak diberikan lagi meskipun ada wartawan yang mengenakan pita bertuliskan "Satlak PBP Sleman" berwarna jingga di lengan. Sebuah mobil dari sebuah stasiun televisi juga tidak diizinkan masuk. Obyek wisata Kaliurang berjarak sekitar 8 km dari puncak Merapi. Pada Minggu di pos pembayaran obyek wisata Kaliurang tampak berkumpul banyak warga untuk ingin melihat awan panas dari puncak Merapi yang memang terlihat cukup jelas. Awan panas yang terlihat lebih pekat dibanding awan biasa tampak muncul bergulung-gulung dari puncak Merapi. Awan panas tersebut terlihat mirip dengan bulu domba yang dalam bahasa Jawa disebut "wedhus gembel". Sementara itu, laporan harian Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTk) Yogyakarta mencatat pada 14 Mei pukul 00.00 - 06.00 WIB terjadi 23 kali awan panas dan 66 kali gempa guguran. Mengingat aktivitas Merapi saat ini, BPPTK menyarankan Pemkab Sleman untuk segera mengambil tindakan mengevakuasi pendudukan yang bermukim di wilayah KRB ke lokasi yang aman dari ancaman bahaya letusan/awan panas Gunung Merapi. Menurut BPPTK, penduduk yang harus dievakuasi adalah mereka yang bermukim di sepanjang alur aliran Kali Woro, Gendol, Kuning dan Boyong dalam radius 8 km dari puncak Gunung Merapi. Selain itu, Kali Bedog, Krasak, Bebeng dan Sat/Putih dalam radius 10 km dari puncak Merapi, serta Kali Lamat dan Senowo dalam radius 8 km.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006