Manila (ANTARA News) - Para pedagang Filipina mengemas kembali film dokumenter mengenai "The Da Vinci Code" sebagai versi asli film tersebut, dengan memanfatkan sebaik-baiknya minat masyarakat terhadap film keagamaan itu menjelang tayangan perdananya pekan ini. "The Da Vinci Code", yang disadur dari novel laris dengan judul sama, menuai badai kontroversi di negara yang sebagian besar penduduknya menganut Katolik Roma itu dan sensor Filipina belum memutuskan untuk memberikan "lampu hijau" bagi peradarannya, sekalipun film itu dijadualkan akan dirilis pada 18 Mei. "Kami akan memutuskan ijinnya berdasarkan apakah film tersebut menyerang agama, keimanan atau doktrin, dan apakah film itu mencemarkan nama baik seseorang yang masih hidup ataupun sudah tiada," kata ketua badan sensor, Consoliza Laguardia, kepada radio lokal Senin. Laguardia mengemukakan dirinya masih harus mengkaji film itu. Di pusat kota Manila, para pedagang DVD mempertahankan keaslian "kopi pendahuluan" dari film "The Da Vinci Code" mereka, dan menjualnya dengan harga 35 peso atau sekitar enam ribu rupiah. "Kopi ini berasal dari Malaysia. Film ini sudah diputar di sana," kata seorang pedagang bernama Magda, sebagaimana dilaporkan Reuters. Film yang dibeli dari Magda tidak menampilkan film itu, tetapi film dokumenter dengan masa putar sejam yang berjudul "Unlocking the Da Vinci Code". Film itu, yang dibintangi Tom Hanks, akan diputar pada 17 Mei di Festival Film Cannes di Perancis. Di Malaysia "The Da Vinci Code" mulai ditayangkan pada 18 Mei. Seorang pejabat senior Filipina mengatakan film itu sebaiknya dilarang karena menghujat agama, namun pemerintah Filipina telah menegaskan pihaknya tidak memiliki kebijakan resmi atas film itu. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006