Padang, (ANTARA News) - Penggunaan agen hayati berupa pengembangan bakteri dan cendawan sebagai pengganti pupuk mampu menekan biaya produksi pertanian hingga 60 persen. "Penggunaan agen hayati dengan pembuatan pestisida dan fungisida lebih menguntungkan petani karena ramah lingkungan," kata produsen agen hayati, nominator penghargaan Kalpatru tingkat nasional 2006, Aldafrizal, di Padang, Senin (15/5). Pembuatan pestisida, merupakan pengembangbiakan agen hayati yang menggunakan bakteri Picidomonas Flowresen, Bakteri Perombak, Bakteri Agrotis Iplison, Bakteri Epilakna, serta bakteri Spidoptera Litura. Sedangkan fungisida dilakukan dengan pengembangbiakan cendawan antagonis, yaitu Tricoderma, Glo Gladium, dan Beoauveria. Menurut dia, penggunaan pestisida dan pengusida dari agen hayati alami itu sebagai pemberantas hama penyakit merupakan satu bentuk penerapan pertanian organik. Pertanian organik, kata dia, merupakan satu bentuk sistem pertanian yang lebih menekankan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi secara berkesinambungan. "Pola ini dilakukan dengan mengurangi pemakaian bahan kimia terutama pupuk," katanya. Selain itu, agar lebih memberikan hasil maksimal pada produk pertanian, ia menyarankan petani melakukan rotasi tanaman, terhadap varietas yang resisten, serta pengendalian hama secara mekanis dan biologis. "Berdasarkan penelitian, dengan melakukan rotasi tanaman tersebut, ternyata produk pertanian organik seperti tomat dan sayuran organik mempunyai kandungan vitamin A sebanyak 25 hingga 50 persen atau lebih banyak mengandung gizi dibandingkan dengan produk non organik," katanya. Selain itu, dengan menggunakan pola tersebut produk organik, seperti tomat, selada dan buncis juga memiliki kandungan kalsium yang tinggi hingga 75 persen. Keuntungan lainnya bagi petani, kata dia, mendorong mereka untuk lebih mandiri dan biaya produksi semakin murah. Pertanian organik, tambah dia, merupakan salah satu kebijakan pemerintah melalui program pengembangan teknologi pertanian berkelanjutan hingga tahun 2010.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006