Jakarta (ANTARA News) - Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, mengakui akibat rupiah yang sempat `batu-batuk`, BI sejak pagi melakukan intervensi. "Memang rupiah untuk hari ini batuk-batuk tadi pagi, tapi sekarang sudah kembali lagi ke posisi awal ke tempat yang paling tepat pada kisaran 8.750 per dolar," katanya di sela-sela rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, merosot tajam menjadi Rp8.900/8.905 per dolar AS (pukul 09.30 WIB) dibanding penutupan Jumat pekan lalu Rp8.720/8.725 atau turun 180 poin, karena pelaku aktif melepas rupiah. Burhanuddin menjelaskan faktor yang menyebabkan penurunan banyak sekali selain dari dinamika pasar internal, juga ada pengaruh dari pasar luar. "Hari ini saya dengar berita beberapa hedge funds mengalami lose di Brazil dan Turki. Kemudian pasar regional agak resah. Juga masalah-masalah domestik mengenai apa yang dibicarakan hari ini tentang bagaimana rencana kita ke depan," katanya. Dia menegaskan BI akan mencermati dinamika rupiah yang terjadi pada hari ini agar tidak menjadi kecenderungan jangka panjang yang terlalu jauh. Saat ditanya apakah berarti kondisi pasar sekarang sudah mengkhawatirkan atau belum, Burhanuddin kembali menegaskan sikap BI untuk terus mencermati apa yang terus terjadi di pasar. "Saya kira BI tetap komit untuk `smooth out` volabilitas karena concern kita mengenai volabilitas," katanya. Ia juga mengemukakan BI sampai saat ini memang telah mendengar adanya beberapa investor jangka pendek yang berkeinginan mengubah investasinya menjadi lebih panjang. Namun dia tidak menyebut secara persis perusahaan mana yang berminat. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006