Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia stabil pada perdagangan Senin, pulih setelah tergelincir ke level terendah empat minggu terhadap dolar di awal sesi, karena pasar bersiap untuk Moskow meningkatkan penjualan mata uang asingnya dan pembatasan baru pada produk minyak Rusia mulai berlaku.

Pada pukul 07.38 GMT, rubel menguat 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 70,57, sebelumnya menyentuh 70,9850, titik terlemah sejak 9 Januari.

Rubel juga telah terangkat 1,1 persen untuk diperdagangkan pada 76,09 versus euro dan menguat 0,4 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 10,38.

Rusia berencana menjual mata uang asing senilai 8,9 miliar rubel (126,15 juta dolar AS) per hari mulai Selasa (7/3), meningkat hampir tiga kali lipat dari bulan sebelumnya, mengkompensasi pendapatan minyak dan gas yang lebih rendah.

Pendapatan itu pada Januari turun ke level bulanan terendah sejak Agustus 2020, meningkatkan prospek Rusia jatuh lebih dalam ke defisit anggaran di bulan-bulan mendatang.

Negara-negara Uni Eropa pekan lalu sepakat untuk menetapkan batas harga 100 dolar AS per barel untuk produk yang diperdagangkan dengan harga premium terhadap minyak mentah, terutama solar, dan 45 dolar AS per barel untuk produk yang diperdagangkan dengan harga diskon, seperti bahan bakar minyak dan nafta.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 80,7 dolar AS per barel.

Penurunan tajam harga Brent pada Jumat (3/2), di bawah 80 dolar AS per barel, dapat melukai sentimen investor dalam ekuitas, kecuali rebound datang hari ini, tulis Sinara Investment Bank dalam sebuah catatan.

Indeks saham Rusia juga lebih tinggi. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,2 persen lebih tinggi pada 2.253,5 poin, sebelumnya menyentuh level tertinggi hampir tiga bulan. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 1.006,1 poin.

Baca juga: Rubel Rusia menguat terhadap dolar didukung kenaikan harga minyak

Baca juga: Rubel Rusia melemah jelang tiga lelang obligasi pemerintah

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2023