Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat bekerjasama dengan Forum Kader Posyandu Indonesia (FKDI) memantau asupan gizi ibu dan anak di wilayah tersebut guna mencegah potensi tengkes atau stunting.

Program tersebut mulai digulirkan pada Senin dan berlangsung di Kecamatan Palmerah, tepatnya Kelurahan Jatipulo.

"Jadi ini 'pilot project'-nya di Kelurahan Jatipulo, nantinya kalau berhasil akan dilakukan di seluruh kecamatan," kata Camat Palmerah, Joko Mulyono di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rukun, Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, Senin.

Dalam kegiatan tersebut ini, pihaknya beserta FKDI menggandeng seluruh kader Puskesmas yang ada di seluruh Jatipulo. Mereka akan mendatangi tempat tinggal bayi di bawah dua tahun dan ibu hamil kategori Kurang Energi Kronis (KEK) di wilayah Jatipulo.

Dalam kunjungannya, mereka akan memberikan makanan penuh gizi yang sudah diatur oleh tim pemerhati gizi Puskesmas. "Makanan yang diberikan setiap hari dan selalu berubah. Ada ahli gizi yang ikut kerja sama. Jadi enam tim gizi di Puskesmas yang turun," kata Joko.

Baca juga: Pemkot berupaya jadikan kelurahan di Palmerah berpredikat ODF
Baca juga: Sudinkes Jakbar optimis empat kelurahan bisa berstatus ODF pada 2023

Para kader pun memastikan makanan tersebut dimakan oleh warga. Pemantauan tersebut akan terus dilakukan selama tiga bulan ke depan.

Selain itu, para kader juga akan memperhatikan tumbuh kembang bayi dan kesehatan ibu hamil pasca program makanan sehat bergulir.

"Setelah itu mereka laporan dan itu didata, jadi data setiap hari ada kenaikan tinggi atau berat badan, itu kan salah satu indikator asupan gizi terpenuhi," jelas Joko.

Tercatat ada 38 bayi dua tahun dan ibu hamil KEK di Kelurahan Jatipulo yang harus ditangani oleh para kader tersebut.

Jika program ini berhasil memperkecil potensi tengkes, Joko yakin upaya ini akan diterapkan di seluruh kelurahan dan kecamatan di wilayah Jakarta Barat (Jakbar).
 

Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2023