Tokyo/Manila (ANTARA) - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mendarat di Jepang pada Rabu untuk kunjungan yang diperkirakan akan membuka jalan bagi kerja sama keamanan yang lebih dekat dengan Tokyo.

Kunjungan Presiden Marcos ke Jepang itu dilakukan sehubungan dengan Manila yang semakin memihak Amerika Serikat dalam pergolakan regional dengan China.

Marcos dan Perdana Menteri Fumio Kishida diperkirakan akan memperdalam kerja sama dalam bantuan bencana, membangun kerangka hukum yang lebih luas yang akan memungkinkan pasukan Jepang dikerahkan ke Filipina dengan lebih mudah.

"Ketika Amerika Serikat memperdalam hubungannya dengan Filipina, penting untuk keamanan regional jika Jepang bergabung," kata sumber kementerian pertahanan Jepang yang mengetahui diskusi internal tentang keamanan nasional kepada Reuters.

Dia meminta untuk tidak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang berbicara kepada media.

Kunjungan pertama Marcos ke Jepang sejak menjabat pada Juli 2022 dilakukan setelah dia menandatangani kesepakatan pekan lalu yang memberikan Amerika Serikat akses lebih besar ke pangkalan militer di Filipina.

Kunjungan Marcos itu menyusul perjalanannya pada bulan lalu ke Beijing di mana dia mengatakan kepada Presiden China, Xi Jinping, bahwa Filipina akan menjalankan kebijakan luar negeri yang independen.

Pada jumpa pers pekan lalu, Asisten Sekretaris Filipina untuk Urusan Asia dan Pasifik, Neil Imperial, mengatakan bahwa Marcos ingin "memfasilitasi hubungan pertahanan, keamanan, politik, ekonomi dan hubungan antarmasyarakat kedua negara yang lebih dekat" saat berada di Jepang.

Pernyataan itu juga disampaikan di Tokyo, yang telah memperkuat hubungan keamanan dengan negara-negara yang memandang China sebagai ancaman.

Baca juga: Jepang bantu pesawat dan kapal patroli untuk Filipina dalam sengketa dengan Tiongkok

Pada tahun lalu, Jepang dan Australia menandatangani perjanjian pertukaran pasukan, yang memungkinkan kedua negara itu untuk mengerahkan pasukan di wilayah satu sama lain, dan Tokyo membuat perjanjian serupa dengan Inggris pada Januari.

Kesepakatan itu memberikan kerangka kerja bagaimana Marcos dan Kishida juga dapat menjalin hubungan militer yang lebih kuat untuk melawan musuh bersama mereka, kata para ahli.

“Filipina adalah mitra keamanan penting bagi Jepang,” kata Narushige Michishita, seorang profesor di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) di Tokyo. “Setiap konflik di Selat Taiwan akan menjadikan Laut Filipina penting secara strategis,” tambahnya.

Taiwan, yang terletak di antara Jepang dan Filipina, telah menjadi titik fokus untuk mengintensifkan aktivitas militer China yang dikhawatirkan Tokyo dan Washington dapat meningkat menjadi perang ketika Beijing mencoba merebut kembali Taiwan yang dianggapnya sebagai provinsi pembangkang.

Kehadiran militer Jepang di Filipina juga dapat membantu Marcos melawan pengaruh China di Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim Beijing, termasuk wilayah yang dianggap Manila sebagai miliknya.

Beijing mengatakan niatnya di kawasan itu menjaga perdamaian.

Marcos sebelumnya telah bersumpah tidak akan kehilangan satu inci pun wilayah di jalur laut strategis di Laut China Selatan, yang dilalui kapal perdagangan bernilai tiga triliun dolar AS setiap tahunnya.

Dengan mendapatkan akses ke pangkalan di Filipina, Jepang akan memperluas jangkauan pasukan pertahanannya, termasuk pesawat pengintai yang dapat berpatroli di Laut China Selatan, menurut Ken Jinbo, seorang profesor di Universitas Keio di Jepang, yang juga bertugas sebagai penasehat keamanan pemerintah.

"Satu hal yang ingin diketahui selama kunjungan Presiden Marcos adalah apakah Jepang akan setuju untuk memberikan bantuan infrastruktur saat ini karena Amerika Serikat sudah memiliki akses ke sembilan pangkalan di sana," katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: China tuding Filipina dan Jepang galang kekuatan

Baca juga: AL Filipina-Jepang gelar latihan bersama

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2023