Palangka Raya (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi lebih baik atau tinggi jika dibandingkan dengan tingkat inflasi.

"Kami menjadi salah satu dari delapan provinsi di Indonesia yang angka pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari angka inflasinya," kata Kepala Biro Ekonomi Setda Kalteng Said Salim, di Palangka Raya, Rabu.

Said Salim memaparkan pada Januari 2023, Pemprov Kalteng berhasil menurunkan angka inflasi menjadi 5,81 persen (YoY), yang pada Desember 2022 lalu inflasi di Kalteng menyentuh angka 6,32 persen (YoY).

"Kami bersyukur terhadap capaian itu, dan angka inflasi pada Januari 2023 ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi kami selama 2022 yakni 6,45 persen," katanya, usai menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi 2023 bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual dari Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng.

Hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi saling berkaitan. Jika tingkat inflasi tinggi, maka dapat menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi maupun sebaliknya, yakni saat inflasi relatif rendah dan stabil maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalteng Leonard S Ampung menjelaskan, inflasi di wilayah setempat terus membaik dan telah dilaksanakan berbagai langkah atau upaya pengendalian sesuai arahan pemerintah pusat.

Adapun berbagai langkah yang selama ini telah dilakukan jajaran pemprov, di antaranya menggelar pasar murah, operasi pasar, hingga pemberian subsidi.

"Ini terus kami pantau, termasuk beras yang akan kami antisipasi dan kejar di panen raya pada Maret. Upaya-upaya ini sudah dilakukan sesuai arahan Gubernur Kalteng beberapa waktu," ujarnya lagi.

Berdasarkan pantauan di lapangan, langkah-langkah pengendalian inflasi tersebut terus dilakukan, salah satunya adalah penyaluran beras bersubsidi kepada masyarakat di berbagai daerah.

Beras subsidi yang disalurkan melalui Dinas Ketahanan Pangan Kalteng bekerja sama dengan Bulog tersebut, dijual dengan harga Rp50 ribu per lima kilogram dengan sebaran ke sejumlah daerah seperti Palangka Raya, Sampit, Kapuas hingga Sukamara.
Baca juga: Gencarnya intervensi-mitigasi berhasil kendalikan inflasi di Kalteng
Baca juga: Pemprov Kalteng perluas penyaluran beras bersubsidi tekan inflasi

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2023