Jakarta (ANTARA) -
DPRD DKI Jakarta mendorong perbaikan penanganan limbah saat merevitalisasi Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, oleh Perumda Pasar Jaya, mengingat sampahnya setiap harinya mencapai delapan ton.

Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Rasyidi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, mengatakan pengelolaan limbah yang efektif perlu diwujudkan agar kebersihan dan kenyamanan pengunjung hingga warga sekitar pasar terjamin.

"Tadi sudah kita sampaikan tidak boleh ada kebocoran limbah, harus bersih dan tidak boleh basah dan sebagainya. Jadi, harus kering," ujar Rasyidi. 

Sementara itu, Manajer Hubungan Masyarakat (Humas) Perumda Pasar Jaya Agus Lamun menjelaskan bahwa revitalisasi pasar baru dimulai pada awal 2023 dengan semangat memperbaiki kualitas transaksi antara pedagang dan pengunjung pasar.

Baca juga: DKI segera revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati

Atas dasar itu, Perumda Pasar Jaya memastikan penanganan limbah akan menjadi fokus perhatian pada revitalisasi pada semua pasar di Jakarta.

"Jadi, hasil revitalisasi ini, pedagang kita makin tambah nyaman, mereka makin baik transaksinya, konsumen yang datang juga tentu makin nyaman dan betah belanja di Pasar Induk Kramat Jati," ucapnya.

Pemprov DKI Jakarta, merevitalisasi Pasar Induk Kramat Jati demi meningkatkan pelayanan dan kenyamanan tak hanya bagi penjual, tetapi bagi pelanggan agar lebih mencintai berbelanja di pasar tradisional.

Revitalisasi Pasar Kramat Jati ini merupakan tindak lanjut arahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta agar setiap pasar tradisional bisa tampil lebih cantik dan bersih.

Baca juga: Pasar Jaya fokus revitalisasi pasar pada tahun 2023

Revitalisasi Pasar Kramat Jati melibatkan pihak swasta, yakni PT RKM melalui skema bisnis (business to business/B2B).

Ada 2.188 tempat usaha (TU) yang direvitalisasi, selama revitalisasi yang diprediksi akan selesai sekitar 18 bulan, pedagang ditempatkan pada lokasi sementara di sekitar pasar.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2023