Maseru (ANTARA News) - Aktivis kemanusiaan dan bintang rock Irlandia, Bono, Selasa, bertekad akan memperjuangkan konsesi perdagangan AS lebih banyak lagi bagi Lesotho, sebuah kerajaan kecil di Afrika selatan, guna membantu memerangi AIDS di salah satu negara yang paling parah dilanda AIDS tersebut. Bono, yang tiba di Maseru hari Selasa, pada awal lawatannya ke enam negara Afrika, juga mengemukakan dalam jumpa persnya bahwa AS dan tujuh negara terkaya dunia lainnya bersikap menutup mata terhadap Lesotho, yang kini tingkat infeksi AIDS-nya mencapai 27 persen. "Kami merasa bahwa segala peluang dan tantangan bagi Afrika nyata di Lesotho dan jika pemerintah negara-negara G-8 yang bekerja sama dengan pemerintah anda tak mampu membuat perubahan ... Lantas apa peluang yang anda miliki sebagai sebuah bangsa?" katanya, seperti dilaporkan AFP. "Saya meluangkan waktu sehari untuk memahami masalah yang dihadapi industri tekstil dan kami akan bekerja keras untuk berupaya dan menyelesaikan masalah ini," ujarnya. "Kami akan kembali ke AS untuk menganjurkan perluasan AGOA, namun bukan dalam bentuknya pada saat ini," katanya, mengacu kepada African Growth and Opportunity Act (AGOA) yang ditandatangani pada 2000 yang memberikan status bebas pajak pada ekspor Afrika ke pasar AS. Industri tekstil Lesotho mewakili hampir 20 persen PDB-nya dan menyerap hampir separuh dari angkatan kerja formalnya. Sebagian besar tekstil Lesotho diekspor, dengan 90 persen dilempar ke pasar AS pada 2004. Namun begitu, sektor tersebut menghadapi tantangan keras dari produk tekstil dari Asia yang lebih murah dan ketidakpastian mengenai keberlanjutan akses bebas pajak dari pasar raksasa di AS. Setiap harinya, sekitar 70 orang meninggal dunia di negara berpenduduk 1,8 juta jiwa yang dikepung pegunungan itu. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006