Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pejabat Indonesia dari menteri hingga walikota untuk mulai membawa oleh-oleh buku jika mereka berpergian untuk disumbangkan kepada perpustakaan-perpustakaan sebagai bagian dari upaya menumbuhkan minat baca yang lebih luas di kalangan masyarakat. "Biasakan untuk memberi hadiah buku. Para menteri, gubernur, bupati, walikota kalau bepergian harus membelikan oleh-oleh, belikan buku satu-dua, berikan pada perpustakaan masing-masing," katanya saat mencanangkan Gerakan Pemberdayaan Perpustakaan di Masyarakat, di Jakarta, Rabu. Selain kepada para pejabat, seruan serupa juga disampaikan Presiden kepada tokoh-tokoh masyarakat dan mereka yang berpenghasilan lebih dari cukup untuk beramal menyumbangkan buku-buku kemudian disumbangkan ke perpustakaan. "Saya kira pahalanya akan tinggi kalau membeli buku untuk perpustakaan, apakah perpustakaan statis ataupun keliling," ujar Yudhoyono. Permintaan tersebut diutarakan Presiden untuk menumbuhkan minat baca dan kecintaan terhadap buku di kalangan masyarakat Indonesia. "Biasakan putra-putri kita ke toko buku dan berkunjung ke perpustakaan," pintanya kepada para orang tua. Menumbuhkan minat baca sejak dini kepada anak-anak, pesannya, akan membuat si anak tumbuh menjadi sosok yang lebih cerdas dan memiliki keingintahuan yang tinggi. Yudhoyono ingin dalam 30 tahun ke depan Indonesia sudah menjadi bangsa yang maju, yang bisa menguasai informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. "Menuju ke situ tidak tiba-tiba, harus terlebih dulu menjadi masyarakat yang belajar. Dan menjadi masyarakat yang belajar harus diawali menjadi masyarakat yang gemar membaca," ujarnya. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, menurut Yudhoyono, masyarakat Indonesia masih tertinggal dalam hal pengembangan perpustakaan dan kegemaran membaca. Pada April lalu ketika berkunjung ke kawasan Timur Tengah, papar Presiden, dirinya sekaligus melihat dan mempelajari bagaimana pendidikan dikembangkan, termasuk dalam hal pengembanganperpustakaan dan menumbuhkan masyarakat agar gemar membaca. Qatar dan negara-negara lain yang dikunjunginya serta negara di luar kawasan tersebut seperti Singapura, Malaysia, Jepang, dan Amerika Serikat dilihatnya telah sangat maju dalam mengembangkan perpustakaan dan minat baca.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006