Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan skrining atau deteksi penyakit frambusia pada anak di 15 kecamatan sebagai upaya menekan penyebaran penyakit itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didiet Wisnuhardanto di Batang, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan skrining penyakit frambusia ini juga sebagai bentuk upaya untuk pencapaian bebas dari penyakit itu pada 2023.

"Skrining ini sebagai upaya untuk membuktikan kepastian data. Skrining penyakit frambusia, kami lakukan pada anak-anak yang mempunyai gejala penyakit kulit," katanya.

Baca juga: Dinkes Lebak temukan 15 warga Badui positif frambusia

Ia yang didampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Agustiana Wahyudi mengatakan saat ini pihaknya akan menyasar semua siswa-siswi sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan pondok pesantren yang berumur di bawah 15 tahun.

Pemeriksaan itu, kata dia, akan menggunakan alat rapid diagnostic test (RDT) dan jika hasilnya negatif berarti tidak ada kasus penyakit frambusia di daerah ini.

"Kami menargetkan Kabupaten Batang sudah zero penyakit frambusia pada 2023. Berdasarkan dukungan hasil deteksi, sementara ini belum ada kasus positif penyakit itu," katanya.

Baca juga: Kemenkes tidak temukan kasus frambusia di Kota Tangerang

Ia berharap orang tua memperhatikan kondisi kesehatan pada anaknya dan bisa menjaga perilaku hidup sehat.

Kepala Puskesmas Bandar Dody Rusdi mengatakan kegiatan deteksi ini telah dilakukan di 35 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah dengan jumlah 420 siswa. Sebanyak 20 siswa di antaranya dinyatakan suspek penyakit frambusia.

Baca juga: Kemenkes beri apresiasi Kediri sebagai kota bebas frambusia

"Sebanyak 20 anak itu mempunyai gejala gatal-gatal pada badannya. Kami akan melakukan pengecekan dengan menggunakan alat RDT untuk memastikan apakah hasilnya akan positif atau negatif," katanya.
 

Pewarta: Kutnadi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2023