Roma (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Italia, Romano Prodi, pada Kamis menilai bahwa perang di Irak merupakan kesalahan mengerikan. "Perang di Irak dan pendudukan negeri itu adalah kesalahan mengerikan," katanya dihadapan Senat Italia. Oleh karena itu, ia menjanjikan, pemerintahan koalisi kelompok politik tengah-kirinya akan menarik tentara Italia dari negara Timur Tengah tersebut, yang disebutnya berada di bawah pendudukan. "Pemerintah akan mengusulkan pemulangan balatentara kita kepada parlemen," kata Prodi dalam pidato resmi pertamanya sejak disumpah menjadi PM Italia pada Rabu (17/5). Ia pun mengecam kelompok politik bersuara nyaring dari lawannya dari garis tengah-kanan, yang menempatkan 3.000 serdadu di Irak selatan sejak Juni 2003. Kemelut akibat perang pimpinan Amerika Serikat (AS) itu merumitkan persoalan keamanan, bukan meredakan, katanya. "Perang itu, seperti diakui Duta Besar AS di Bagdad baru-baru ini, membuka kotak Pandora, yang dapat meledakkan seluruh kawasan itu," tegas Prodi. Saat menjelaskan pengutamaan kebijakan luar negeri pemerintahnya itu, ia menyatakan, terikat untuk menjamin Eropa yang kuat dan bersatu di panggung dunia, serta menggalang sekaligus memperkaya persekutuan bersejarah dengan AS. Prodi tidak merinci kapan pemerintahnya akan menarik sisa 2.600 tentaranya dari Irak, yang disebutnya berlangsung sesudah berembuk dengan semua pihak terkait. Pada ahir April, sebelum dilantik menjadi PM Italia, Prodi mengatakan kepada pers bahwa korban tewas dua tentara Italia di Irak tidak akan mengubah rencana menarik pasukan negara itu pada ahir tahun 2006. Kelompok politik garis kiri keras gabungan Persatuan Prodi menyerukan penarikan segera bala tentara Italia di tengah serangan yang juga menewaskan satu serdadu Rumania, dan meluka-parahi satu tentara lain Italia pada pekan ini. "Kedudukan kami tidak akan berubah," kata Prodi. Ia sebelumnya menyatakan, akan mulai menarik tentaranya segera sesudah menjabat, berdasarkan atas jadwal hasil kesepakatan dengan Pemerintah Irak. "Keadaan di negeri itu semakin buruk. Kedudukan kami tidak berbeda dari pendapat umum di AS, dan tidak jauh dari ungkapan Pemerintah Italia saat ini, yang menyatakan akan mundur sebelum akhir 2006," katanya. PM Italia sebelumnya, Silvio Berlusconi, yang dikalahkan Prodi dalam pemilihan umum tanggal 9 dan 10 April, berjanji menuntaskan penarikan balatentara Italia, yang dimulai tahun 2005, pada ahir tahun 2006. Dua tentara Italia dan seorang serdadu Rumania tewas pekan terahir April 2006, sesudah bom jalanan terlanggar iringan mereka di Irak selatan, kata kementerian pertahanan Italia. Selain itu, tentara Italia juga luka parah dalam serangan terburuk atas pasukan mereka sejak serangan bom bunuh diri menewaskan yang 19 warga Italia, sebagian besar serdadu di kota Nasiriyah, tahun 2003. Italia mengirim sekitar 2.600 tentara ke Irak, yang menurut rencana ditarik akhir tahun ini. "Ini adalah tragedi bagi seluruh rakyat Italia," demikian Prodi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006