Berlin (ANTARA) - China menjadi mitra perdagangan penting bagi Jerman selama tujuh tahun berturut-turut hingga 2022, demikian disampaikan Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis), Kamis (16/2).

Nilai barang dari China yang diimpor oleh perekonomian terbesar Eropa itu pada 2022 meningkat 33,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi 191,1 miliar euro, menurut Destatis. Pada saat yang sama, ekspor Jerman ke China naik 3,1 persen menjadi 106,8 miliar euro.

Sementara itu, Amerika Serikat berada di peringkat kedua dengan volume perdagangan sebesar 247,8 miliar euro, disusul oleh Belanda.
 
   Dokumentasi - Foto udara yang menunjukkan kereta barang Yuxin'ou (Chongqing-Xinjiang-Eropa) China-Eropa berangkat dari Stasiun Desa Tuanjie di Kota Chongqing, China, pada 19 Maret 2021. (ANTARA/Xinhua/Tangyi)


Bagi banyak industri utama Jerman, kerja sama bisnis dengan China masih menjadi hal penting.

Ekspor produk kelistrikan ke China naik 5,5 persen menjadi 26,5 miliar euro, sementara impor dari China meningkat 23,5 persen menjadi 84,4 miliar euro, kata Asosiasi Industri Kelistrikan dan Digital Jerman (ZVEI).

Sejumlah besar kelompok produk dari China dinilai krusial bagi perekonomian Jerman, demikian menurut analisis yang dipublikasikan oleh lembaga penelitian Kiel Institute for the World Economy (IfW Kiel), Rabu (15/2).

Barang-barang elektronik seperti laptop mencapai pangsa impor sekitar 80 persen.

Selain itu, sekitar 85 persen impor Jerman untuk beberapa barang mentah dan logam tanah jarang, seperti skandium atau antimon, berasal dari China.

Jerman juga sangat bergantung pada China untuk produk-produk medis, seperti masker pernapasan dan obat pereda nyeri, menurut IfW Kiel. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023