Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengharapkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mempunyai visi besar dalam mengantisipasi praktik jual beli suara di Pemilu 2024.
"Diharapkan Bawaslu punya visi besar bagaimana mengantisipasi praktik jual beli suara di Pemilu 2024," ujar Titi saat menjadi narasumber dalam diskusi OTW 2024 bertajuk "Setahun Jelang Pemilu, Mata Rakyat Tertuju ke KPU dan Bawaslu" yang digelar lembaga survei Kedai Kopi di Jakarta, Minggu.
"Saya juga ingin menekankan, di 2023, 170 daerah akan dipimpin oleh penjabat. Netralitas dan profesionalitas aparatur sipil negara dengan kepemimpinan penjabat itu perlu jadi perhatian kita. Jangan sampai kemudian keberadaan Penjabat dan netralitas aparatur sipil negara dipolitisasi sedemikian rupa untuk keperluan kontestasi 2024," ucap dia.
Kemudian, masalah terakhir adalah netralitas, profesionalitas, serta independensi KPU dan Bawaslu.
"KPU-Bawaslu perlu kita kawal karena integritas pemilu sangat ditentukan oleh integritas penyelenggara pemilu," kata Titi.
Ia lalu mengajak seluruh masyarakat untuk mengawal tahapan rekrutmen anggota KPU di tingkat daerah yang tengah berlangsung pada saat ini.
Baca juga: Titi Anggraini: "Candidacy buying" berpotensi terjadi pada Pemilu 2024
Baca juga: Bawaslu tidak temukan unsur pidana jual beli suara melibatkan KPU
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023