Kiev (ANTARA) - Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan Ukraina akan terus mempertahankan Bakhmut yang selama berbulan-bulan mereka pertahankan dari serangan Rusia.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Minggu waktu setempat oleh harian Italia Corriere della Sera, Zelenskyy menyatakan keputusan itu dibuat karena Ukraina sudah begitu banyak mengorbankan nyawa untuk mempertahankan kota itu.

Bakhmut menjadi bahan perdebatan mengenai apakah pasukan Ukraina yang kalah jumlah harus tetap berada di kota yang berada di Ukraina timur yang sudah hancur lebur karena bombardemen Rusia.

Bakhmut yang berada di garis depan wilayah Donetsk tadinya berpenduduk 70.000 orang, namun perang membuat jumlah itu menyusut menjadi 5.000 orang, menurut perkiraan pejabat Ukraina.

"Ya ini memang bukan kota yang tak begitu besar. Faktanya, seperti banyak kota lainnya di Donbas, (kota ini) sudah dihancurkan oleh Rusia. Penting bagi kami mempertahankan kota ini, tetapi tidak dengan mengorbankan segalanya dan tidak untuk membiarkan semua orang mati" kata Zelenskyy.

Kota itu dianggap lebih dari sekadar simbolis ketimbang bernilai strategis mengingat posisinya di pintu gerbang menuju kota-kota wilayah Donetsk lainnya yang berada jauh di bagian barat di wilayah itu.

Zelenskyy mengungkapkan bahwa para komandan perang Rusia bertekad untuk terus merangsek ke kota Kramatorsk dan Sloviansk yang berada jauh ke bagian barat di wilayah Donetsk sampai sejauh Dnipro yang berada di Ukraina tengah.

"Kami akan melawan sambil mempersiapkan serangan balik selanjutnya," ujarnya.

Baca juga: Ukraina barat dihantam rudal Rusia, dua warga cedera

Baca juga: Situasi terkini Ukraina-Rusia: Ukraina minta bantu militer ditambah


Rusia melancarkan invasi ke Ukraina setahun lalu tepat pekan ini. Mereka fokus mengendalikan Donbas yang terdiri dari wilayah Donetsk dan Luhansk, setelah awalnya gagal merangsek ke ibu kota Kiev.

Pasukan Rusia mengepung Bakhmut sejak Juli setelah merebut dua kota besar yang berada jauh di utara.

Pasukan Rusia yang berintikan pasukan tentara bayaran Grup Wagner mencapai kemajuan perang di desa-desa terdekat. Dalam beberapa hari terakhir pertempuran berkecamuk di berbagai distrik bagian utara.

Tetapi para analis militer Ukraina menyebut kota yang dilindungi oleh sungai dan kawasan hutan itu memiliki arti penting dalam melumpuhkan pendudukan Rusia.

"Saat ini tak ada alasan bagi militer Ukraina untuk meninggalkan Bakhmut. Kota itu tidak terkepung," kata analis militer Oleksandr Kovaleno dari lembaga pemikir Ukraina, Information Resistance, kepada laman berita nv.ua.

"Bakhmut berperan penting, kota ini berfungsi sebagai perangkap. Selama sembilan bulan kota ini telah menguras sumber daya dan peralatan perang pasukan pendudukan Rusia dan mereka (pasukan Rusia ) tewas dalam jumlah besar. Kota ini jangan dipandang benteng, melainkan perangkap."

Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia tuding Barat siapkan provokasi di Ukraina

Baca juga: DK PBB tak berdaya tangani perang Rusia di Ukraina

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2023