Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa masyarakat internasional berhak untuk menuntut pengadaan penyelidikan khusus terhadap kasus ledakan pipa gas Nord Stream.

Wang mengatakan sangat penting untuk melakukan penyelidikan yang objektif, imparsial, dan profesional terkait ledakan jalur pipa gas yang pernah dianggap sebagai jalur energi vital Eropa itu, mengingat ledakan tersebut berdampak serius terhadap pasar energi global dan lingkungan ekologis.

Wang menyampaikan komentar tersebut saat menanggapi laporan dan pernyataan terbaru yang mendukung jurnalis investigasi Amerika Serikat (AS) Seymour Hersh, yang mengungkapkan tentang kemungkinan keterlibatan Amerika Serikat dalam insiden ledakan pipa gas Nord Stream pada akhir September 2022.

Seorang jurnalis lain AS bernama John Dugan juga dilaporkan menerima surat anonim dari militer AS yang menyebutkan bahwa selama latihan militer NATO --Baltops 2022-- yang diadakan di Denmark pada Juni tahun lalu, para penyelam laut dalam AS "menghilang di dalam air selama lebih dari enam jam" dengan membawa sebuah kotak, seperti dilaporkan Xinhua.

"Setelah pengungkapan ini, pemerintah dan media AS secara misterius tak bersuara dan negara-negara yang berkepentingan di Eropa tampaknya cukup bimbang tentang bagaimana mereka akan bereaksi," kata Wang.

Berbagai pertanda yang tidak biasa itu, menurut Wang, memberi masyarakat lebih banyak alasan untuk percaya bahwa kebenaran di balik ledakan Nord Stream lebih kompleks dari apa yang dapat dibayangkan.

"Mengingat betapa seriusnya tindakan sabotase terhadap infrastruktur transnasional yang krusial dan konsekuensi berat yang ditimbulkannya, masyarakat internasional berhak untuk menuntut dilakukannya penyelidikan menyeluruh terkait hal ini," katanya. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2023