Jakarta (ANTARA) - Bunion atau perubahan bentuk kaki permanen bisa terjadi salah satunya karena pemakaian sepatu berujung terlalu lancip dan sempit yang terlalu lama, menurut dokter spesialis bedah ortopedi konsultan foot & ankle dr. Astuti Pitarini, Sp.OT (K).

Bunion yang menjadi salah satu masalah kaki umum pada wanita, seperti disiarkan Mayo Clinic, merupakan benjolan di bagian sendi pangkal ibu jari kaki. Kondisi ini terjadi ketika beberapa tulang di bagian depan kaki keluar dari tempatnya sehingga ujung jempol kaki tertarik ke arah jari kaki yang lebih kecil dan memaksa sendi di pangkal jempol kaki menonjol keluar.

"Biasanya nyeri di kaki, yang ada bunion-nya. Tetapi kalau bunionnya sudah berat, ibu jari dan telunjuk tumpang tindih, biasanya distribusi telapak kakinya sudah beda. Biasanya ada sakit di telapak kaki," kata Astuti yang berpraktik di Jakarta Knee & Shoulder Orthopedic Sport Centre (JKOSC) RS Pondok Indah – Pondok Indah itu di Jakarta, Rabu.

Selain ujung terlalu lancip, pemakaian sepatu berbahan sintetik yang terlalu keras juga dapat menyebabkan bunion. Sepatu tidak lagi menjalani fungsinya sebagai alat proteksi kaki dan menyebabkan nyeri, kapalan, luka atau lecet pada kaki dan perubahan bentuk kaki permanen atau bunion.

Baca juga: MSCHF akan rilis sepatu bot Big Red Boot pekan depan

"Di sininya (bagian bunion) bengkok banget dan ibu jarinya bertumpuk jadinya timbul luka, karena terdorong tulang dari dalam ke luar," tutur Astuti yang juga mengatakan bunion dapat terjadi karena genetik misalnya nenek atau ibu dengan kondisi serupa.

Astuti menuturkan nyeri pada kaki akibat bunion bisa menyebabkan keseimbangan terganggu karena distribusi tekanan saat berjalan menjadi berbeda. Mereka yang merasakan nyeri ini pun kesulitan mengenakan sepatu tertutup.

"Nyeri pasti sangat mengganggu. Jalan sedikit sakit. Pakai sepatu yang beda dikit sakit. Pakai sepatu tertutup yang ada gesekan-gesekan sakit. Biasanya, di bagian bunionnya, ujung merah terus," tutur dia.

Dia mengatakan, penanganan bunion dapat dilakukan dua cara yakni bedah dan non-bedah. Pada penanganan bedah, dokter bisa melakukan pengikisan atau bunionectomy dan bunion correction.

Sementara pada tindakan non-bedah sejumlah cara yang bisa ditempuh antara lain fisioterapi, penggunaan alat support seperti bunion splint, peregangan rutin serta pemakaian sepatu yang baik, tidak bertumit tinggi dan tidak lancip. Pemakaian sepatu atau sandal khusus juga dapat menjadi pilihan.

"Kalau dia ingin lurus lagi, saya rekomendasi dibedah. Tetapi ada orang-orang tertentu yang memang takut dibedah. Ini kan bukan kondisi life ended harus dioperasi. Tetapi dengan operasi bisa memperbaiki kualitas hidup," demikian saran Astuti.

Baca juga: New Balance hadirkan sepatu SuperComp Elite V3 untuk pecinta maraton

Baca juga: Jabar siapkan strategi atasi regenerasi perajin sepatu Cibaduyut

Baca juga: Converse hadirkan koleksi futuristik dengan teknologi inovatif

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2023