Denpasar (ANTARA News) - Enam siswa SMU Negeri 4 Surabaya yang sedang menikmati deburan ombak pantai Kuta terseret arus, tiga di antaranya meninggal, satu orang belum ditemukan dan dua orang lainnya berhasil diselamatkan jiwanya. "Upaya pencarian terhadap seorang korban yang belum ditemukan terus diintensifkan dengan melibatkan tim terpadu dari Polair, Tim SAR dan Balawista," kata Sekretaris Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Badung, I Ketut Ipel ketika dihubungi ANTARA News, di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan, musibah tersebut terjadi Sabtu pagi sekitar pukul 06.45 Wita di depan hotel Bali Holiday Resort Kuta. Menurut dia, korban yang hingga kini belum ditemukan adalah Agresti Mita (17), sedangkan tiga korban lainnya ditemukan tewas tidak jauh dari tempat kejadian masing-masing Nurkhalis Agustin (17), Wenni Wilucang (17) dan Ninis Wijayanti (17). Ketiga jenazah sudah dievakuasi ke kamar jenazah RSUP Sanglah Denpasar untuk proses penanganan lebih lanjut. Sementara dua korban yang berhasil diselamatkan tim Balawista masing-masing Dony (18) dan Irfan (18), kata Ketut Ipel. Dua korban selamat itu saat ini, menurut seorang perawat di RS itu Putu Sudi Astini sedang dirawat di ICU dan seorang lainnya di ruang lain. Sementara itu Heri Yudi salah seorang guru SMA IV Surabaya melaporkan dari RS Sanglah, Denpasar, Bali melalui Suara Surabaya FM bahwa para korban yang meninggal dan selamat adalah siswa kelas III IPA I SMA IV Surabaya. Para siswa tersebut ke Bali dengan menggunakan delapan bus bertolak dari Surabaya, Jumat (19/5) tiba di kota Denpasar, Bali , sekitar pukul 23.30 WIB atau 24.30 waktu Bali, dengan tujuan utama berlibur setelah melaksanakan ujian akhir nasional. Menurut rencana tiga korban meninggal tersebut akan diterbangkan ke Surabaya untuk diserahkan kembali ke keluarga korban, sementara rombongan siswa kembali ke Surabaya setelah semuanya urusan penanganan korban di RS Sanglah selesai, jelas Heri. Sementara itu I Ketut Ipel menghimbau agar semua pihak yang ingin berenang di Pantai Kuta hendaknya berhati-hati mengingat cuaca sangat sulit ditebak kondisinya. Selain itu, katanya, masyarakat juga dihimbau untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan Tim Balawisata, yaitu dengan tidak melewati batas bahaya yang telah dipasang bendera yang ditancapkan di sepanjang tepi pantai.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006