Berlin, Jerman (ANTARA) - Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman pada kuartal keempat (Q4) 2022 mengalami kontraksi sebesar 0,4 persen dari kuartal sebelumnya, demikian disampaikan Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) pada Jumat (24/2).

"Perekonomian Jerman nyata-nyata kehilangan momentum pada akhir tahun," kata Destatis dalam sebuah pernyataan. Angka awal masih menunjukkan penurunan yang lebih ringan, hanya 0,2 persen.

Melonjaknya harga energi mendorong inflasi di perekonomian terbesar Eropa itu hingga di atas angka 10 persen pada akhir tahun lalu, sebelum langkah-langkah bantuan mulai kembali menurunkan harga. Pada Januari, inflasi tercatat stabil di angka 8,7 persen, papar angka resmi.

Di saat upah riil turun karena inflasi yang tinggi, konsumsi swasta, yang masih menopang perekonomian Jerman selama tahun lalu setelah berakhirnya pembatasan terkait COVID-19, turun sebesar 1,0 persen pada Q4.
 
   Selama tiga tahun, pandemi COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina akan membebani perekonomian Jerman sebesar 595 miliar euro (1 euro = Rp16.120) dalam nilai tambah hingga akhir 2023, menurut perhitungan terbaru yang dipublikasikan oleh Institut Ekonomi Jerman (IW)


"Situasi luar biasa ini akan terus memengaruhi kita dan membebani kemakmuran dalam beberapa bulan mendatang," kata ekonom IW Michael Groemling. Selesai
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2023