Jakarta (ANTARA News) - Kondisi kesehatan Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto, pada Minggu semakin membaik, walaupun belum melewati masa kritisnya. "Kondisinya memang membaik dibandingkan kemarin, tetapi belum melewati masa kritis. Jadi, kita masih memerlukan perawatan," kata Ketua Tim Dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Dr Joko Rahardjo, kepada wartawan di Jakarta, Minggu. Dikatakannya, kondisi Soeharto masih dalam keadaan sadar dan mampu berkomunikasi, namun terbatas lantaran kerusakan fungsi otak secara permanen. Ia juga mengatakan, perawatan yang dilakukan tim dokter RSPP adalah untuk mengobati pendarahan usus dan bukan untuk mengobati penyakit yang sudah dinyatakan permanen, yakni kerusakan otak dan pelemahan fungsi jantung. "Sekarang ini kita mengobati pendarahan dengan operasi, sehingga perhatian kita adalah pada perawatan akibat operasi tersebut," katanya. Dia mengatakan bahwa perawatan operasi itu mengalami gangguan dari penyakit lama Soeharto, seperti jantung yang sudah tidak bisa lagi menerima cairan terlalu banyak. Sementara itu, Direktur RSPP, Dr Adji Suprajitno, menjelaskan bahwa kadar haemoglobin (hb) Soeharto pada saat ini 9,6 gram persen, sedangkan fungsi saluran cerna, ginjal dan paru sudah banyak mengalami perbaikan. "Luka operasi pun dinyatakan sudah tenang," katanya. Soeharto kembali menjalani perawatan di RSPP sejak 4 Mei 2006, karena pendarahan di ususnya. Sejak saat itu, Soeharto telah mengalami tiga kali operasi yang dilakukan oleh Tim Dokter RSPP dan Tim Dokter Kepresidenan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006