Yingchuan (ANTARA) - Yinchuan, Ibu Kota Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China, pada Rabu malam (22/2)  menyambut sekelompok "tamu istimewa" berupa 1.700 ekor domba melalui penerbangan internasional pertama kota itu setelah China menerapkan optimalisasi respons terhadap COVID-19.

Penerbangan tersebut merupakan penerbangan sewaan yang membawa lebih dari 1.700 ekor domba asal Selandia Baru sebagai penanda awal baru setelah pandemi menyebabkan penangguhan selama tiga tahun dalam penerbangan kargo internasional di Ningxia.

Setelah menjalani karantina dan pemeriksaan selama 45 hari, domba-domba impor tersebut diangkut ke sejumlah perusahaan peternakan di Daerah Otonom Mongolia Dalam yang bersebelahan.

Ningxia dipilih sebagai lokasi isolasi bagi hewan ternak impor karena lokasinya berdekatan dengan Mongolia Dalam.

Selain itu, iklim di Ningxia sesuai dengan kondisi banyak terpapar sinar matahari, lebih sedikit curah hujan, dan terdapat rumput hijau luas. Sehingga, dengan kondisi tersebut dapat menjamin tingkat kelangsungan hidup yang tinggi bagi hewan-hewan impor itu.

Pada Kamis (23/2), kawanan domba lain yang terdiri dari lebih 1.300 ekor asal peternakan Selandia Baru juga tiba dan diangkut melalui penerbangan sewaan ke Yinchuan.

Domba-domba tersebut tiba saat Ningxia mengalami lonjakan aktivitas perdagangan luar negeri, salah satunya berkat skema Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang mulai berlaku pada 1 Januari 2022.

RCEP, yang ditandatangani oleh 15 negara di kawasan Asia-Pasifik, menjadi stimulus bagi peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan.

Menurut Bea Cukai Yinchuan, Ningxia membukukan transaksi perdagangan di bawah skema RCEP senilai 839 juta yuan atau sekitar 121,8 juta dolar AS pada 2022. Transaksi itu menghasilkan konsesi pajak bea cukai sebesar 25 juta yuan.

Penerima manfaat dari konsesi itu termasuk produsen mesin, energi bersih, dan produk pertanian.

"Penerapan RCEP membawa keuntungan dalam hal bea cukai dan insentif pajak dan lebih lanjut memangkas biaya kami. Kini, hanya dengan memegang Surat Keterangan Asal RCEP, kami dapat memenuhi syarat untuk kebijakan tarif preferensial yang sesuai," kata seorang staf di Ningxia Tiandi Benniu Grup Industri Co., Ltd.

Sejak berlakunya RCEP, perusahaan itu mendeklarasikan barang senilai lebih dari 56 juta yuan di bawah skema tersebut dan menikmati konsesi tarif hampir 1,7 juta yuan. RCEP juga mendongkrak ekspor produk pertanian khusus dan berkualitas tinggi Ningxia, seperti goji berry, beras, dan kentang.

"Produk-produk unggulan kami, seperti goji berry, jujube, dan day lily, sebagian besar diekspor ke Jepang. Skema RCEP membantu kami menjajaki lebih banyak pasar luar negeri dan mendapatkan banyak pesanan baru," kata Hu Wenjing, seorang staf Ningxia Hong Rising Biological Technology Co., Ltd.

Wenjing menambahkan bahwa produk perusahaannya kini berhak mendapat pengurangan pajak mulai 8 hingga 12 persen.

RCEP juga memperluas daftar keringanan pajak dengan memasukkan suku cadang mobil, produk mekanik, produk elektronik, dan produk baja di antara sederet item lainnya.

Dengan demikian, perusahaan-perusahaan di Ningxia, khususnya di bidang pembuatan peralatan dan energi bersih, kemungkinan besar akan melihat peningkatan pendapatan dan menikmati peluang baru.

Pada 2022, berbagai otoritas bea cukai di Ningxia menerbitkan 652 SKA RCEP kepada 45 perusahaan, sehingga membebaskan perusahaan-perusahaan itu dari tarif yang diperkirakan mencapai 22 juta yuan.

"Sambil mengkonsolidasikan pasar-pasar perdagangan tradisional, seperti Uni Eropa dan ASEAN, kami akan secara aktif menjajaki pasar-pasar potensial, seperti Afrika, Amerika Selatan, dan kawasan Arab, untuk lebih membantu Ningxia memperluas lingkaran pertemanannya," kata Chen Yan, seorang pejabat Bea Cukai Yinchuan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023