New York (ANTARA) - Harga minyak mentah turun sekitar satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena data ekonomi AS yang kuat membuat investor bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve AS guna melawan inflasi, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April tergelincir 64 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 75,68 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 71 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup pada 82,45 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kerugian dibatasi oleh kekhawatiran pasokan minyak, setelah Rusia menghentikan ekspor ke Polandia melalui jalur pipa utama.

Pesanan baru untuk barang modal utama manufaktur AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Januari sementara pengiriman pulih, menunjukkan bahwa pengeluaran bisnis untuk peralatan meningkat pada awal kuartal pertama.

Data ekonomi yang positif itu membantu pasar saham global untuk pulih, namun saham tetap mendekati posisi terendah enam minggu karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa.

Gubernur Fed AS Philip Jefferson mengatakan inflasi untuk jasa-jasa di Amerika Serikat tetap "sangat tinggi."

Menambah kekhawatiran permintaan minyak global, meningkatnya ketegangan China-AS memukul pasar ekuitas di China dan Hong Kong sementara investor menunggu sinyal kebijakan dari Kongres Rakyat Nasional mendatang.

Pada Minggu (26/2/2023), Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan China belum bergerak untuk memberi Rusia bantuan senjata untuk digunakan melawan Ukraina dan menambahkan Washington telah menjelaskan bahwa langkah seperti itu akan memiliki konsekuensi serius.

Juga membebani minyak, Badan Informasi Energi AS melaporkan pekan lalu bahwa stok minyak mentah AS naik ke level tertinggi sejak Mei 2021.

Bob Yawger di Mizuho, sebuah bank, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa "kemungkinan penambahan besar persediaan minyak AS akan terjadi minggu ini."

Rusia, sementara itu, menghentikan pasokan minyak ke Polandia melalui pipa Druzhba, kilang minyak Polandia PKN Orlen mengatakan pada Sabtu (25/2/2023), sehari setelah Polandia mengatakan telah mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Ukraina.

Pada Senin (27/2/2023), pipa minyak monopoli Rusia Transneft mengatakan mulai memompa minyak dari Kazakhstan ke Jerman melalui Polandia melalui pipa Druzhba, sementara menghentikan pengiriman ke Polandia.

Rusia mengumumkan rencana bulan ini untuk memotong ekspor minyak dari pelabuhan-pelabuhan barat hingga 25 persen pada Maret dibandingkan Februari, melebihi pemotongan produksi yang diperdebatkan sebelumnya sebesar 5,0 persen.

Namun, sebagian besar analis melihat larangan Uni Eropa (UE) atas impor minyak lintas laut Rusia dan batasan harga internasional hanya berdampak kecil pada pasokan global secara keseluruhan.

"Produksi minyak Rusia telah melampaui ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir karena sanksi UE/AS yang longgar," kata Bank of America dalam sebuah catatan.


Baca juga: Minyak turun tertekan penguatan dolar, abaikan pengurang pasokan Rusia
Baca juga: Harga minyak menguat didukung prospek ekspor Rusia yang lebih rendah
Baca juga: Minyak beragam di awal sesi Asia ditopang pemotongan pasokan Rusia

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023