Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa koordinasi dan peran aktif semua pihak menjadi kunci utama untuk menyukseskan Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi guna mempercepat penurunan prevalensi stunting.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kementerian/lembaga terkait yang telah berperan aktif merealisasikan pencanangan gerakan ini," kata Muhadjir Effendy pada acara peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi di Jakarta, Selasa.

Muhadjir menjelaskan, di balik upaya percepatan penurunan stunting ada makna yang sangat mendasar.

"Yaitu bahwa visi dari Presiden Joko Widodo di dalam pembangunan sumber daya manusia itu dilihat secara utuh mulai dari hulu hingga hilir dalam bentuk siklus pembangunan manusia Indonesia," katanya.

Baca juga: Pemerintah canangkan gerakan penimbangan untuk turunkan stunting
Baca juga: Menkes: Timbang balita sebulan sekali, guna deteksi dini stunting

Pemerintah, kata dia, berharap penanganan dari hulu hingga hilir secara sistemik akan mendukung upaya percepatan penurunan stunting.

"Saya ingat betul awal Presiden memanggil saya untuk menjadi Menko PMK, beliau sudah menekankan pentingnya penanganan stunting," katanya.

Menko juga mengatakan, bahwa dalam penanganan stunting ada filosofi bahwa untuk membangun sumber daya manusia Indonesia perlu dimulai dari hulu hingga hilir dalam rangka menciptakan generasi unggul dan berkualitas.

"Dengan demikian mari perkuat sinergi dan koordinasi untuk merealisasi visi besar Presiden Joko Widodo terkait dengan upaya membangun kualitas sumber daya manusia termasuk di dalamnya penanganan stunting," katanya.

Baca juga: Menko PMK minta pemda gencarkan edukasi tentang manfaat protein hewani
Baca juga: Menkes: Posyandu bisa catat balita berpotensi stunting via Chatbot WA

Sementara itu, pemerintah pada Selasa, mencanangkan Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi guna mempercepat penurunan prevalensi stunting, gangguan pertumbuhan pada anak balita yang terjadi akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama hingga paparan infeksi berulang.

Muhadjir Effendy mengatakan Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi merupakan bagian dari upaya untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting pada anak balita.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 turun menjadi 21,6 persen dari 24,4 persen pada 2021.

"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," kata Muhadjir.

Baca juga: Wapres minta koordinasi penurunan stunting hingga tingkat bawah
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan berdaya mampu cetak generasi bebas stunting


 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023