Banjarnegara (ANTARA News) - Kementerian Negara Koperasi dan UKM akan mengembangkan industri kompos gas yang dikelola usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai konsekuensi dari pengalihan penggunaan minyak tanah ke bahan bakar gas. "Kementerian Koperasi dan UKM akan melibatkan industri-industri kompor gas skala kecil yang dikelola oleh UKM di berbagai tempat untuk memproduksi kompor gas," kata Menneg Koperasi dan UKM Suryadharma Ali di sela kunjungan kerja ke Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu. Menurut dia, pengembangan industri kompor gas skala kecil antara lain di Banjarnegara dan Purbalingga yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil produk-produk logam, seperti knalpot kendaraan bermotor. Ia menjelaskan, pemerintah saat ini berupaya agar konsumsi energi tidak hanya bertumpu kepada BBM termasuk minyak tanah tetapi ada sumber energi alternatif sehingga bisa menekan besarnya anggaran subsidi yang memberatkan keuangan negara. Bahan bakar gas, katanya, merupakan sumber energi alternatif yang akan menekan beban subsidi dibandingkan dengan kalau kita terus menggunakan minyak tanah. "Konsekuensinya adalah adanya pengrajin kompor minyak yang tergeser dan kemungkinan kita juga akan mengembangkan industri kompor gas dari kalangan UKM. Jadi ada switch," katanya. Suryadharma menyebutkan, rencana pengembangan industri kompor gas dari kalangan UKM saat ini sedang dalam pengkajian. "Kalau misalnya industri knalpot ini juga harus memproduksi kompor gas, tentu mereka memerlukan peralatan baru, skill baru, bahan baru, dan lainnya," katanya. Pada saatnya nanti, pihaknya juga akan menetapkan standar kualitasnya, bahan-bahan yang digunakan, dan standar harganya. "Itu semua sedang dikaji. Saya tidak bisa katakan harganya sekian, bahannya harus terbuat dari ini dan itu. Belum bisa kita katakan karena kita sedang mengkaji," katanya. Menurut dia, upaya pembinaan terhadap peralihan industri kompor minyak ke kompor gas maupun pengembangan industri kompor gas skala kecil sudah mulai dilakukan. "Tapi pertama yang kita inginkan adalah respon balik dari masyarakat. Seberapa besar minat UKM untuk memproduksi kompor gas. Kita ingin tahu bagaimana respon mereka terhadap perkembangan seperti ini," kata Suryadharma Ali.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006