Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mendorong langkah kolaborasi dan gotong-royong bersama berbagai pihak untuk menyukseskan program literasi, yakni Merdeka Belajar episode 23 bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.

“Program yang dimulai pada 2022 ini dinilai tidak akan berhasil tanpa adanya kolaborasi erat antarpemangku kepentingan di lapangan,” kata Nadiem di Jakarta, Selasa.

Program Merdeka Belajar episode 23 ini berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang disertai dengan pelatihan bagi guru.

Baca juga: Nadiem: Buku bacaan bermutu akan tingkatkan minat baca anak sejak dini

Nadiem mengapresiasi para mitra gerakan literasi yang telah melakukan kolaborasi dalam menyediakan dan mendistribusikan buku bacaan berkualitas, khususnya di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T) Indonesia.

Direktur Program Inovasi Kemitraan Indonesia-Australia Mark Heyward mengatakan anak Indonesia perlu diajarkan menggunakan buku-buku yang sesuai, karena buku bacaan merupakan dasar untuk literasi.

“Literasi adalah dasar untuk semua pembelajaran, semua mata pembelajaran dan semua mata pendidikan yang berikutnya,” ujar Mark.

Dukungan Kebijakan Merdeka Belajar episode 23 turut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Sulpakar yang akan mendukung pemanfaatan bantuan buku bacaan bermutu guna percepatan kemampuan literasi dan numerasi.

Bunda Literasi Nusa Tenggara Barat Niken Saptarini Widyawati mengatakan sebanyak 134.240 buku telah diterima dan dimanfaatkan oleh siswa-siswi di 80 sekolah dasar di Kabupaten Lombok Utara.

Pustakawan dan Pendongeng, Ario mengungkapkan kegembiraannya atas kegiatan pengiriman buku-buku bacaan anak berkualitas, bermutu serta pendampingan oleh Kemendikbudristek.

Baca juga: Akademisi minta remaja ikut aktif sosialisasikan literasi digital

Baca juga: Satpol PP Jakarta Barat gelar program perpustakaan keliling


“Saya senang karena saya percaya, minat baca di Indonesia itu sebenarnya tinggi, yang kurang adalah akses baca,” kata Ario.

Komitmen Kemendikbudristek untuk menyediakan buku bacaan bermutu sesuai dengan minat anak serta dibuat dari perspektif kebutuhan anak.

Pada 2022, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyediakan dan menyalurkan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan serta pelatihan dan pendampingan guru pada lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia.

“Buku bacaan itu terdistribusi atas dukungan dan kerja sama berbagai pihak yang tanpa lelah terus bekerja siang dan malam, baik di level pemerintah, swasta maupun masyarakat,” kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Azis.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2023