Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ mengakhiri sesi pagi terkoreksi 26,968 poin akibat sentimen negatif dari pelemahan rupiah. Pelaku pasar dari PT Valbury Asia Securities, Senin, mengatakan bahwa faktor melemahnya rupiah telah pengaruhi perdagangan di pasar modal. Menurut dia, sentimen negatif dari sinyalemen kontinuitas kenaikan `Fed Rate` yang berpengaruh ke rupiah belum berakhir. Sementara, Deputi Gubernur BI Miranda Gultom mengemukakan bahwa kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody`s yang belum berpengaruh signifikan pada pasar. Rupiah hingga 12.00 WIB berada pada level Rp9.300 per dolar AS. Pada perdagangan Senin pagi, IHSG ditutup turun 26,968 poin atau 1,94 persen ke level 1.366,022. Saham yang mengalami pelemahan sebanyak 100 dibanding yang naik 10 dan 30 dalam posisi stagnan atau tidak berubah. Volume perdagangan mencapai 917,039 juta saham dari 9.417 transaksi dengan nilai Rp832,513 miliar. Penurunan indeks lebih didorong dari sektor pertambangan (mining) yang turun 25,164 poin (3,12 persen) dan diikuti sektor perkebunan (Agri) yang turun 15,495 poin (2,21 persen). Lima saham yang mengalami penurunan tertinggi adalah Internasional Nickel (INCO) anjlok Rp1.350 menjadi Rp18.300, Gas Negara (PGAS) melorot Rp600 ke level Rp11.550, Bank Danamon (BDMN) terkoreksi Rp300 ke posisi Rp4.500, Semen Gresik (SMGR) melemah Rp300 ke posisi Rp24.500 dan United Tractors (UNTR) turun Rp250 menjadi Rp5.350. Sedangkan lima saham yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Apexindo (APEX) naik Rp50 ke level Rp1.520, Gudang Garam (GGRM) merangkak Rp50 menjadi Rp9.750, Pelayaran Tempuran Emas (TMAS) terdongkrak Rp30 ke posisi Rp1.130, AKR Corporindo (AKRA) menguat Rp10 menjadi Rp1.900 dan Suba Indah (SUBA) naik Rp10 menjadi Rp145. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006