Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjajagi kemungkinan membangun pabrik pupuk di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah seperti Qatar, Aljazair dan Mesir yang mampu menyediakan harga gas di bawah satu dolar AS per mmbtu. "Pak Alwi (Alwi Shihab) dan konsorsium Pusri akan ke sana untuk menjajagi hal itu," kata Menperin Fahmi Idris pada Raker dengan Komisi VI DPR-RI yang dipimpin langsung Ketuanya Didik J Rachbini, di Jakarta, Senin. Dijelaskannya, Qatar, Mesir, dan Aljazair menawarkan gas dengah harga rendah. Bahkan, Qatar menawarkan harga gas di bawah satu dolar AS. Menurut dia, Qatar menjamin tiga tahun sejak pabrik berdiri, harga gas tidak akan mengalami kenaikan dan setelah tiga tahun dijamin harga gas tidak lebih dari satu dolar AS per mmbtu. Setelah tiga tahun berikutnya harga gas tidak akan lebih dari dua dolar AS per mmbtu. "Kalau industri pupuk didirikan di sana -- dengan harga gas yang demikian, plus dikirim ke Indonesia setelah dihitung ongkosnya -- masih jauh lebih baik (murah) dibanding harga gas yang 3,6 sampai 3,8 dolar AS per mmbtu," kata Fahmi. Ia memperkirakan biaya investasi mendirikan pabrik pupuk di negara tersebut tidak besar hanya sekitar 100 juta dolar AS. Menurut Dirjen Industri Agro dan Kimia (IAK) Benny Wahyudi, dana pembangunan pabrik pupuk mencapai 300 juta dolar AS untuk pabrik dengan kapasitas 570 ribu ton per tahun. Sementara Menperin Fahmi Idris mengatakan hal itu dijajaki pemerintah untuk mendapatkan harga pupuk yang murah dan menjamin pasokan pupuk ke petani di tengah krisis pasokan gas di Indonesia. Menurut Fahmi, Indonesia tidak mampu menciptakan harga gas murah karena pasokan gas yang ada lebih kecil dibandingkan kebutuhan. "Hukum pasar saja. Kalau pasokan lebih kecil, pasti tinggilah (harga gasnya)," ujarnya menanggapi pertanyaan mengapa harga gas di Indonesia tidak bisa di bawah satu dolar AS. Sedangkan Qatar serta Mesir dan Aljazair yang juga memiliki bahan baku pupuk lainnya yaitu fosfat memiliki pasokan gas yang besar. Selain itu, pemerintah juga menjajaki pembangunan pabrik pupuk baru di dekat sumber gas alam seperti di Tangguh (Papua) dan Natuna, guna menjamin pasokan gas bagi industri pupuk tersebut.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006