Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Wahyu Dewanto menyoroti sistem keamanan internal TransJakarta sehubungan masih berulangnya kasus pelecehan seksual.

Terlebih, kata Wahyu, saat ini TransJakarta melibatkan TNI untuk membantu pengamanan pada layanan transportasi publik itu yang mengindikasikan adanya kekurangan dari sistem yang ada.

"Dari sisi saya sebagai dewan, ingin mempertanyakan bagaimana pengamanan internal yang selama ini berjalan di tiap-tiap bus atau halte. Apa evaluasinya terhadap kejadian yang berulang-ulang. Harus jelas tolak ukurnya," ujar Wahyu Dewanto dalam pesan singkatnya di Jakarta, Jumat.

Menurut Wahyu, faktor utama orang dalam menggunakan transportasi umum adalah layanan yang harus murah dan nyaman.

Meski demikian, Wahyu menegaskan juga TransJakarta sah-sah saja jika ingin melibatkan  TNI dalam peningkatan keamanan.

Dia menambahkan bahwa pelibatan TNI di ruang publik telah memiliki aturan tersendiri, terutama dalam hal pemakaian atribut dan sebagainya sehingga tidak berkesan seperti siaga satu.

"Yang penting rasa nyaman harus dihadirkan bukan sekedar law enforcement (penegakan hukum) yang dilakukan setelah kejadian. Namun juga, keamanan secara fisik harus terlihat kan kejahatan itu ada karena adanya kesempatan. Jadi, jangan kasih ruang, kemudian begitu ada kejadian segera tindak," tuturnya.

Sebelumnya, Transjakarta melibatkan  TNI untuk berpatroli di armada bus Transjakarta yang diharapkan bisa mengantisipasi kejahatan pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta.

"Kalau selama ini petugas keamanan berjaga-jaga di halte-halte untuk mencegah tindak pidana kriminal. Lantas untuk menghadapi predator seks, petugas-petugas tersebut kita alihkan untuk menjaga ke dalam bus-bus layanan TransJakarta," ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT TransJakarta Apriastini Bakti Bugiansri dalam keterangan tertulisnya.

Ketika dikonfirmasi ulang, Apriastini mengatakan  pelibatan petugas TNI adalah untuk meningkatkan layanan TransJakarta kepada pelanggan sehingga merasa aman dan nyaman di bus dan halte.

Petugas TNI berseragam bersama petugas pramusapa TransJakarta, disebutkannya ditempatkan di setiap bus TransJakarta.

"Petugas ada di dalam bus. Setiap bus ada petugas pengamanannya," kata dia, tanpa merespon permintaan untuk mengungkap jumlah petugas yang dilibatkan untuk pengamanan tersebut.
Baca juga: TransJakarta pakai pengenal wajah untuk cegah pelecehan seksual
Baca juga: TransJakarta terjunkan petugas patroli di armada untuk cegah pelecehan
Baca juga: Legislator minta ada pelatihan khusus untuk antisipasi pelecehan

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2023