Istanbul (ANTARA) - Arab Saudi pada Minggu (12/3) mengatakan bahwa kesepakatannya dengan Iran untuk menjalin kembali hubungan diplomatik "tidak berarti bahwa semua isu telah teratasi."

Kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran menjadi sebuah indikasi kehendak bersama untuk menyelesaikan berbagai isu melalui dialog dan diplomasi, kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan kepada surat kabar Asharq Al-Awsat.

Menlu mencatat bahwa Arab Saudi sedang bersiap untuk memulai kembali hubungan dengan Iran dalam dua bulan dan bahwa ke depannya akan diadakan kunjungan timbal balik antara kedua negara.

Merujuk pada peran China dalam kesepakatan itu, Menlu mengatakan kerajaan memiliki kepentingan bersama dengan Beijing dan Teheran dalam menciptakan stabilitas dan keamanan di kawasan.

Dua negara bertetangga di Teluk Persia itu putus hubungan setelah misi diplomatik Arab Saudi di Teheran diserang massa pada Januari 2016 menyusul eksekusi ulama Syiah Saudi terkemuka Sheikh Nimr Al Nimr.

Kedua negara kemudian terlibat dalam pembicaraan maraton sejak April 2021 untuk melanjutkan hubungan dan dimediasi oleh Irak.

Iran dan Arab Saudi sepakat merajut kembali hubungan diplomatik mereka setelah beberapa hari menggelar pertemuan yang difasilitasi pemerintah China.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Negara-negara Arab puji pemulihan diplomasi Arab Saudi-Iran
Baca juga: Normalisasi hubungan diplomatik Iran-Saudi dan implikasinya
Baca juga: Arab Saudi dan Iran pulihkan hubungan diplomatik, ditengahi China

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2023