Jakarta (ANTARA) - Indonesia dinilai perlu mengembangkan model pelayanan yang diberikan apoteker terhadap pasien lewat telefarmasi di samping telah maraknya pelayanan telemedis yang menghadirkan konsultasi dari dokter kepada pasien.

"Telemedis menjadi sangat masif selama pandemi dua tahun terakhir dan hal ini menunjukkan bagaimana model-model pelayanan baru sudah masuk menjadi industri. Dunia farmasi tentu tidak boleh tinggal diam mencermati dinamika ini," ujar Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof.Dr. Arry Yanuar, M.Si., di Jakarta, Senin.

Arry menjelaskan istilah telemedis telah berkembang amat luas dengan mengedepankan aplikasi berbasis pelayanan konsultasi oleh dokter. Model pelayanan ini juga bisa diterapkan dalam dunia farmasi dengan menghadirkan telefarmasi pada masa mendatang.

"Telefarmasi masih belum berkembang seperti telemedis. Peluang telefarmasi ini menjadi tantangan ke depan karena Indonesia memiliki banyak remote area seperti pulau-pulau yang butuh informasi obat. Informasi ini perlu disampaikan oleh apoteker," jelasnya.

Baca juga: Gejala penyakit syaraf tidak boleh diabaikan kaum muda

Lebih lanjut Arry mengatakan bahwa orang yang memiliki kompetensi untuk menjelaskan cara penggunaan obat hingga kualitas obat adalah apoteker. Karena itu, lanjutnya, pada masa mendatang model pelayanan telefarmasi sangat perlu dikembangkan di samping telemedis yang telah lebih dulu populer.

"Telemedis menghadirkan praktik dokter dan bisa beriringan dengan konsultasi farmasi lewat apoteker. Bentuk konsultasi antara apoteker dengan pasien melalui beragam saluran tentu menjadi tantangan bagi industri farmasi," paparnya.

Senada dengan hal tersebut, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed, mengungkapkan bahwa telemedis berkembang sangat pesat sebagai dampak perubahan paradigma masyarakat dalam dunia farmasi dari berorientasi obat menuju berorientasi pasien.

"Dulu pasien datang ke apotek tahunya hanya obat. Tetapi sekarang, seorang apoteker sudah bisa menjelaskan masalah kesehatan kepada pasien," jelasnya.

Baca juga: SehatQ raih sertifikasi Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi

Baca juga: Aplikasi GoApotik raih sertifikasi ISO 27001

Baca juga: Penyintas kanker wajib tahu "survivor care plan"

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2023