Hong Kong (ANTARA) - China berencana menaikkan usia pensiun secara bertahap dan dalam beberapa fase untuk mengatasi jumlah penduduk yang populasinya lebih banyak usia tua, kata harian Global Times mengutip ahli senior dari Kementerian Sumber Daya Manusia pada Selasa.

Jin Weigang, presiden Akademi Ilmu Tenaga Kerja dan Keamanan Sosial China, mengatakan negaranya mengincar jalan progresif, fleksibel dan berbeda dengan menaikkan usia pensiun. Dengan demikian  China awalnya akan menunda pensiun selama beberapa bulan, kemudian menaikannya secara bertahap.

“Penduduk yang hampir mencapai usia pensiun hanya boleh menunda pengunduran dirinya selama beberapa bulan.” kata Jin.

“Penduduk usia lebih muda kemungkinan harus bekerja beberapa tahun lebih lama, tetapi akan memiliki waktu beradaptasi dan transisi yang lebih panjang,” sambung Jin.

Dia melanjutkan hal terpenting dalam perubahan itu adalah membuat penduduk bisa memilih kapan pensiun sesuai dengan keadaan dan kondisinya.

China belum mengumumkan secara resmi perubahan usia pensiun ini, yang termasuk terendah di dunia, yaitu 60 tahun untuk pria, 55 tahun untuk wanita pekerja kantoran dan 55 tahun untuk wanita yang bekerja di pabrik.

Perdana Menteri Li Qiang pada Senin menyatakan pemerintah akan melakukan studi dan analisis mendalam agar bisa menerapkan kebijakan tersebut secara hati-hati yang saat ini masih dalam wacana.

Baca juga: China tanam tape grass untuk jadi makanan burung musim dingin

Jumlah penduduk China saat ini terus turun dan 1,4 miliar penduduknya saat ini bertambah tua. Ini akibat kebijakan pembatasan hanya satu anak yang diterapkan sejak 1980 hingga 2015. Situasi ini membebani anggaran pensiun yang memaksa pembuat kebijakan segera mengatasinya.

Komisi Kesehatan Nasional China memperkirakan kelompok orang berusia di atas 60 tahun bertambah dari 280 juta menjadi lebih dari 400 juta orang pada 2023, setara dengan gabungan jumlah penduduk Inggris dan Amerika Serikat saat ini.

Harapan hidup meningkat dari 44 tahun pada 1960 menjadi 78 tahun pada 2021. Angka ini lebih tinggi dari AS, dan diperkirakan melebihi 80 tahun pada 2050.

Saat ini, setiap satu pensiunan mendapatkan sumbangan dari lima pekerja. Rasio ini separuh dari rasio sepuluh tahun lalu. Rasio ini cenderung naik menjadi empat banding satu pada 2030 dan dua banding satu pada 2050.

Pada pakar demografi dan ekonom mengatakan sistem pensiun saat ini yang bergantung kepada menyusutnya tenaga kerja aktif untuk membayar pensiunan yang semakin banyak, tidak berkelanjutan dan perlu diubah.

Sebelas dari 31 yurisdiksi tingkat provinsi China mengalami defisit anggaran pensiun.

Akademi Ilmu Pengetahuan China melihat sistem pensiun kehabisan uang pada 2035.

Baca juga: Ilmuwan China usulkan strategi untuk obati penyakit peradangan usus

Sumber: Reuters

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2023