Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), KH Hasyim Muzadi, mengimbau agar bangsa Indonesia bersedia memaafkan segala kesalahan yang pernah dilakukan oleh penguasa Orde Baru, Soeharto. "Saat ini yang terpenting adalah memaafkan beliau secara konstitusional, tetapi proses memaafkannya seperti apa, itu tergantung para ahli hukum," katanya di Yogyakarta, Rabu. Tokoh NU ini berada di Yogyakarta antara untuk bersilaturahmi dengan para santri di Pondok Pesantren Al Qodri, Cangkringan, Sleman dan bertemu dengan juru kunci Gunung Merapi, mbah Maridjan. Ia mengatakan, sikap (memaafkan-red.) ini tidak akan mengingkari semangat reformasi yang didengungkan untuk memperbaiki tatanan pemerintahan Indonesia yang sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). "Inti dari reformasi adalah pemberantasan KKN, padahal yang lebih banyak melakukan KKN pada waktu ia memimpin justru orang-orang di sekitarnya dari pada Pak Harto sendiri. Jadi, sangat tidak adil apabila bangsa ini hanya mengadili pemimpinnya, Soeharto," ujarnya. Diingatkannya bahwa pada lima belas tahun pertama kepemimpinan Soeharto, tidak ada masalah. Tetapi setelah lima belas tahun kedua, di saat keluarganya mengenal bisnis, peluang besarnya kemudian dimanfaatkan oleh para oportunis.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006