Ramallah (ANTARA News) - Pasukan Israel membunuh empat orang Palestina dan mencederai sedikitnya 50 lain Rabu dalam bentrokan yang beletus selama penyerbuan siang hari di Ramallah, kota utama di wilayah pendudukan Tepi Barat, kata saksi mata dan petugas medis. Mohammed al-Shoubaki, seorang penunjang dana utama bagi kelompok garis keras Jihad Islam, ditahan oleh pasukan Israel sebelum mereka menarik diri dari Ramallah di tengah serangan orang-orang bersenjata dan pelempar batu Palestina. Seorang jurubicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, penyerbuan itu menunjukkan ketidaksungguhan Israel, yang terjadi sehari setelah Perdana Menteri Ehud Olmert berjanji di Washington untuk mengupayakan perdamaian. "Pemerintah Israel dan militer mereka melakukan hal yang terbaik untuk meningkatkan ketegangan dan menghancurkan gencatan senjata dan mencegah upaya kembali ke meja perundingan untuk menghidupkan lagi proses perdamaian," kata jurubicara itu, Nabil Abu Rdainah, seperti dikutip Reuters. Militer Israel mengkonfirmasi penangkapan Shoubaki namun tidak memberikan penjelasan terinci mengenai mengapa ia ditangkap. Jihad Islam, yang telah bersumpah menghancurkan Israel, membantu memelopori pemberontakan Palestina yang berlangsung lebih dari lima tahun dan mengabaikan gencatan senjata yang diumumkan tahun lalu. Puluhan orang Palestina cedera selama bentrokan satu jam di daerah perbelanjaan utama Ramallah, sebagian besar karena tembakan peluru amunisi dan terkena peluru karet, kata kepala rumah sakit setempat. Seorang jurubicara militer mengatakan, pasukan menembak tiga orang bersenjata namun menggunakan "taktik pembubaran kerusuhan", yang biasanya melibatkan penggunaan peluru karet, terhadap para pelempar batu. Itu merupakan salah satu bentrokan tersengit di kota itu sejak operasi besar Israel di Tepi Barat pada 2002. Pada puncaknya sejumlah orang Palestina naik ke atap-atap bangunan untuk melemparkan sampah ke arah jeep-jeep patroli Israel. "Ini kota kami. Kami harus mempertahankannya dengan segala cara, tidak peduli seberapa primitifnya," kata seorang pelempar batu. Pasukan Israel seringkali melakukan penyerbuan ke Ramallah, yang merupakan pusat pemerintahan Palestina. Namun mereka jarang terlibat dalam bentrokan besar. Penyerbuan besar siang hari yang terakhir kali dilakukan lebih dari setahun lalu. Keluarga Shoubaki mengatakan, ia dibebaskan dari penjara Israel tahun lalu setelah menjalani 20 bulan dari masa hukuman 20 tahun.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006