Jakarta (ANTARA News) - Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred) menggelar aksi menuntut penyelesaian hukum kasus mantan Presiden Soeharto di depan Gedung Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP). Famred kembali berunjuk rasa di RSPP pada Kamis siang untuk menuntut pengusutan tuntas perkara mantan Presiden Soeharto setelah menggelar aksi serupa kemarin (24/5). Mereka mengusung spanduk bertuliskan "Adili Soeharto Dan Kroni-Kroninya" dan berorasi di depan pintu gerbang keluar RSPP. Humas Framred, John Irvan, mengatakan aksi tersebut digunakan untuk menekan pemerintahan Yudhoyono-Jusuf Kalla yang tidak menepati janjinya kepada seluruh rakyat untuk menegakkan supremasi hukum dan memberantas korupsi. Saat ditanya alasannya menggelar aksi di rumah sakit yang identik dengan ketenangan pasien, dia mengatakan aksi yang merupakan tekanan terhadap pemerintah dapat dilakukan di mana saja, tidak hanya di depan Istana Merdeka. Pada aksi yang berlangsung sekitar satu jam itu, 12.00 WIB hingga 13.00 WIB, Famred juga mengedarkan kotak sumbangan yang katanya akan digunakan sebagai sumbangan dana untuk mengadili Soeharto. Aksi tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas di RSPP Jakarta karena hanya diikuti oleh sekitar 20 orang. "Ini terlihat dari pernyataan politik yang dikeluarkan SBY-JK bahwa pengusutan kasus Soeharto akan dihentikan," kata Koordinator Aksi, Hari Purwanto, pada kesempatan sebelumnya. Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung (MA) yang merupakan pilar penegakan hukum pun tidak menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat dan lebih mengakomodasi kepentingan penguasa. Menurut dia, hal itu merupakan bentuk pemaafan terhadap kesalahan mantan penguasa Orde Baru itu, dan merupakan pengkhianatan kepada rakyat. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006