Jakarta (ANTARA News) - Baku-tembak yang meletus pada Kamis di Dili dan diikuti dengan aksi pembakaran serta penjarahan telah membuat para warga negara Indonesia di Timor Leste menyebar mengamankan diri ke berbagai tempat, termasuk ke KBRI Dili. Sementara hingga Kamis sore, Pemerintah Indonesia tetap menyatakan tidak ada rencana untuk mengevakuasi personil KBRI beserta keluarga mereka keluar dari Timor Leste. Menurut Duta Besar RI untuk Timor Leste, Ahmed Bey Sofwan, kepada ANTARA News melalui layanan pesan singkat telpon seluler, hingga Kamis siang sudah sekitar 50 warga Indonesia yang mengamankan diri ke kompleks KBRI Dili. Namun menurut laporan yang diterima Bey dari pejabat Polri yang ditempatkan di KBRI maupun staf KBRI lainnya, banyak warga Indonesia lainnya yang mengungsi ke berbagai tempat, termasuk kompleks Santo Yosef di Dili. Keterangan yang didapat dari staf KBRI mengatakan tembak-menembak antara pasukan pemerintah dengan prajurit FDTL (Angkatan Bersenjata Timor Leste) --yang beberapa lalu dipecat, terjadi di seluruh penjuru kota Dili sementara markas besar PNTL (kepolisian Timor Leste) di Kaikoli mendapat serangan dari kelompok prajurit yang dipecat. "Saat ini sudah terjadi aksi pembakaran terhadap rumah penduduk dan pelaku kriminal mulai menjarah rumah-rumah yang kosong," kata Bey. Belum ada laporan warga negara Indonesia yang rumahnya menjadi korban penjarahan. Namun Bey menerima laporan dari Kombes Minton Simanjuntak --pejabat Polri yang ditempatkan di KBRI Dili-- bahwa pada Kamis pagi rumah Minton hampir terbakar sementara rumah tetangga Minton mengalami nasib naas, dibakar oleh pihak yang tidak dapat dipastikan identitasnya. "Di setiap lokasi ada rumah yang terbakar, tapi dipilih," demikian laporan Minton Simanjuntak, yang mengatakan bahwa baku tembak juga terjadi di wilayah Lahane. Bey juga memberikan gambaran bahwa eksodus warga untuk keluar dari wilayah Timtim sulit terjadi karena situasi yang masih dipengaruhi kejadian baku-tembak. "Eksodus keluar Dili susah karena jalan ke luar kota ditutup massa, entah oleh pihak siapa. Tapi KBRI siap menampung WNI kalau keadaan memburuk," ujarnya. Seluruh WNI di Timor Leste berjumlah sekitar 3.000 orang, tersebar di berbagai distrik, 1.500 di antaranya di Dili. Pada umumnya warga Indonesia yang ada di Timor Leste adalah mereka yang tinggal di wilayah tersebut karena kawin campur; sebagian lainnya antara lain pengusaha kecil pertokoan sembako dan restoran. Kendati situasi keamanan sepanjang Kamis buruk, Bey mengatakan KBRI belum berencana melakukan evakuasi personilnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006