Jakarta (ANTARA News) - Gempa yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu pagi, mengakibatkan sejumlah bangunan roboh, terutama rumah-rumah penduduk. Wartawan ANTARA News dari Jalan Raya Parangtritis, Yogyakarta, melaporkan, di jalan itu terlihat banyak rumah penduduk yang roboh. Gedung BPKP Jogjakarta di Kelurahan Sewon yang bangunannya tampak kokoh juga ambruk separuh. Sementara itu ruangan Rumah Sakit Rahma Husada di jalan yang sama tampak tidak mampu menampung jumlah korban yang dibawa ke rumah sakit itu. Akibatnya sejumlah korban terlihat digeletakkan di depan rumah sakit dengan tubuh diinfus. Hampir sebagian besar yang dirawat di RS Rahma Husada adalah penduduk yang mengalami luka-luka akibat keruntuhan bangunan serta pengendara sepeda motor yang terjungkal akibat gempa yang sama. Wartawan ANTARA News melaporkan sejumlah korban juga terlihat masih bergeletakan di pinggir jalan menanti bantuan. Listrik di seluruh kota padam sehingga warga terlihat berkerumun di ruang terbuka. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Purbo menyebutkan, gempa berasal dari gesekan lempeng bumi, bukan dari Merapi, namun dimungkinkan akan memicu gerakan vulkanik di gunung itu karena begitu gempa terjadi Merapi bereaksi dengan mengeluarkan awan panas yang berjalan sekitar 3,5 meter. Gempa yang berkekuatan sekitar 5,9 pada Skala Richter (SR) tersebut juga menyebabkan seismograf yang ada di kantor BPPTK rusak, namun sudah bisa diperbaiki kembali. Tembok stadion Mandala Krida di Jalan Cendana yang berada di depan kantor BPPTK juga roboh. Staf BPPTK Kurniadi yang tinggal di kawasan Prambanan menyebutkan Candi Brahma di Prambanan rusak, demikian juga dengan bangunan di pasar Prambanan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006