Singapura (ANTARA) - Harga minyak melayang lebih rendah di perdagangan Asia pada Selasa sore, karena gejolak perbankan selama lebih dari seminggu terus membebani kepercayaan pasar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk penyelesaian Mei turun 73 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 73,06 dolar AS per barel pada pukul 07.36 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 56 sen atau atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 67,08 dolar AS per barel.

Di sesi sebelumnya, baik Brent maupun WTI jatuh sekitar tiga dolar AS per barel sebelum menetap lebih tinggi. Itu mengikuti UBS yang memberikan bantuan kepada Credit Suisse dan bank-bank sentral utama yang mengatakan mereka akan meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung sistem perbankan.

Kontrak WTI April akan berakhir pada Selasa. Kontrak Mei, sekarang yang paling aktif, turun 67 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan pada 67,15 dolar AS per barel.

"Harga minyak sekarang terutama bergantung pada pengaruh kepercayaan investor di tingkat makro," kata analis dari Haitong Futures. "Jika krisis perbankan tidak menyebar lebih jauh, sentimen pasar dapat menjadi stabil dan harga minyak akan memiliki peluang untuk pulih."

Salah satu pengaruhnya adalah keputusan Federal Reserve tentang apakah dan seberapa banyak menaikkan suku bunga setelah menyelesaikan pertemuan dua hari pada Rabu (22/3/2023).

Sejak perselisihan perbankan dimulai bulan ini, perkiraan pasar tentang ukuran yang paling mungkin dari langkah Fed berikutnya telah turun menjadi 25 basis poin dari 50 basis poin.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, melayang lebih tinggi pada Selasa setelah mencapai level terendah lima minggu pada sesi sebelumnya di tengah antisipasi kenaikan suku bunga. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan dapat mengurangi permintaan minyak.

Sementara itu, pejabat G7 mengatakan Kelompok Tujuh Negara tidak mungkin melanjutkan rencana revisi batas harga minyak Rusia 60 dolar AS per barel. Para pejabat mengatakan Komisi Eropa telah mengatakan kepada duta besar negara-negara Uni Eropa selama akhir pekan bahwa tidak ada keinginan mendesak di G7 untuk segera meninjau kembali.

OPEC+, yang mencakup negara-negara pengekspor minyak utama dunia dan sekutunya termasuk Rusia, akan mengadakan pertemuan pada 3 April. Kelompok tersebut sepakat pada Oktober untuk memangkas target produksi minyak harian sebesar 2 juta barel hingga akhir 2023.

Ekspor minyak mentah AS ke Eropa telah mencapai rekor rata-rata 2,1 juta barel per hari sepanjang bulan ini, didorong oleh penurunan harga WTI relatif terhadap Brent dan permintaan minyak yang lebih lemah oleh kilang-kilang AS.

Survei pendahuluan Reuters menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah dan produk minyak di AS diperkirakan turun minggu lalu.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA 2023