Jakarta (ANTARA) - Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan ekonomi Indonesia perlu tumbuh 8 persen per tahun selama 10 tahun agar Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045.

“Hitungan yang sudah kita lakukan menunjukkan kita perlu pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen per tahun selama periode 10 tahun. Kita akan sangat sulit mendapatkan pendapatan per kapita 12 ribu dolar AS hanya dengan pertumbuhan ekonomi yang sama,” kata Piter dalam OCBC NISP Business Forum di Jakarta, Selasa.

Pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun selama 10 tahun dibutuhkan untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang saat ini berkisar 4 ribu dolar AS per tahun menjadi 12 ribu dolar AS.

Ia mencontohkan pertumbuhan ekonomi China mencapai di atas 12 persen per tahun selama lebih dari 10 tahun sehingga saat ini Negeri Panda tersebut memiliki perekonomian yang besar.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata hanya sebesar 5 persen per tahun juga membuat penyerapan tenaga kerja relatif rendah, padahal saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi.

“Angkatan kerja kita setiap tahun mencapai sekitar 4 juta. Sementara itu, dengan pertumbuhan ekonomi kira-kira hanya sebesar 5 persen per tahun, kita hanya bisa menyerap sekitar 1,25 juta,” katanya.

Sementara itu, sebanyak hampir 3 juta dari angkatan kerja yang tidak terserap di sektor ekonomi formal, menjadi pekerja di sektor-sektor informal.

Unfuk itu,  pemerintah perlu terus menarik investasi dan melakukan hilirisasi Sumber Daya Alam guna mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun, sekaligus menyerap tenaga kerja.

“Kita perlu optimis karena kita memiliki semua syarat untuk menjadi negara maju, tapi kalau kita tidak bisa mengoptimalkannya, kita bisa kesulitan menjadi negara maju di 2045,” katanya.



Baca juga: Sri Mulyani optimistis ekonomi Indonesia triwulan I tumbuh 5 persen

Baca juga: PwC Indonesia perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,8 persen di 2023


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © ANTARA 2023