Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa tradisi intelektual Presiden pertama RI Soekarno telah berkontribusi dalam menangani masalah global, salah satunya melalui pembentukan Konferensi Asia-Afrika (KAA).

"(Soekarno) Selalu berpikiran keluar dan bukan lagi bertikai dan hanya ribut antaranak bangsa. Sehingga, tercetuslah soal Konferensi Asia-Afrika yang memikirkan menghapuskan kolonialisme," kata Hasto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Setelah KAA, lanjut Hasto, ada pula Perempuan Asia-Afrika, Dokter Anak Asia-Afrika, hingga Mahasiswa Asia-Afrika.

Merujuk pada kehadiran Mahasiswa Asia-Afrika, dia mendorong agar mahasiswa di Indonesia, khususnya mahasiswa Universitas Paramadina, memikirkan berbagai gagasan guna mencetuskan berbagai kegiatan yang menunjukkan kepemimpinan Indonesia.

"Sekarang, mana ada mahasiswa Asia-Afrika? Sekarang Anda harus pimpin, gagas," tegasnya.

Baca juga: Sekjen PDIP sebut kader harus miliki tiga perspektif pada Pemilu 2024

Ketika memberikan contoh gagasan, Hasto merujuk pada ekspor petai dan jengkol dari Tanah Air yang diminati masyarakat Jepang. Ekspor tersebut berdampak kepada bagaimana komoditas Indonesia diterima di Jepang.

"Apa yang dilakukan dengan ekspor pete dan jengkol, ini sangat penting kalau dilihat dalam spiritnya, bagaimana komoditas Indonesia diterima di Jepang. Kita kuasai Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) agar bisa menjadi pemimpin bangsa-bangsa," jelasnya.

Hasto menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Diskursus Pemikiran Politik Soekarno dan Relevansi Terhadap Pertahanan Negara yang digelar di Universitas Paramadina, Jakarta,

Dia pun merasa senang melihat para mahasiswa Universitas Paramadina yang membaca buku di perpustakaan.

Setibanya di Universitas Paramadina, lokasi pertama yang diperlihatkan kepada Hasto adalah perpustakaan. Menurut Hasto, ini menunjukkan tradisi intelektual dengan membaca buku.

"Saya sangat senang bertemu dengan teman-teman mahasiswa karena ini menunjukkan bahwa tradisi intelektual para pendiri bangsa itu dibangun dengan membaca buku," ujar Hasto.

Baca juga: Hasto minta mahasiswa kembangkan intelektual dengan membaca
Baca juga: Sekjen PDIP: Pertemuan Megawati-Jokowi bahas kepemimpinan nasional

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023