Jakarta, 25/11 (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) semakin serius menempuh langkah strategis dalam mewujudkan komitmennya  untuk menjadikan blue economy sebagai strategi dalam mengembangkan dan memaksimalkan potensi sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo pada saat  welcome meeting dengan Gunter Pauli di Ritz Carlton, Jakarta, Minggu (25/11).

     Lebih lanjut, Sharif mengatakan bahwa  langkah strategis yang ditempuh adalah dengan menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk memperkuat dan meningkatkan pemahaman mengenai konsep  Blue Economy . Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Senin (26/11) di Ritz Carlton Hotel, Jakarta mulai pukul 19.00 WIB dengan menghadirkan pakar - pakar disektor kelautan dan perikanan, termasuk inisiator sekaligus penulis buku tentang  Blue Economy  dari Belgia, Gunter Pauli. FGD tersebut diharapkan bisa menghasilkan satu pemahaman dan konsep yang komprehensif tentang  Blue Economy. "Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar untuk dikembangkan. Melalui  Blue Economy  kami ingin menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai pondasi dan sumber ketahanan pangan Indonesia," kata Sharif.

     Blue Economy merupakan konsep pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang dikelola secara komprehensif dengan manajemen berkesinambungan dan pelestarian aset. Dalam konsep  Blue Economy , KKP akan berfokus pada tiga faktor yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi. Sementara dalam bukunya,  The Blue Economy yang diterbitkan tahun 2010, Gunter Pauli menyatakan bahwa tujuan dari  Blue Economy  adalah untuk mendorong terciptanya 100 juta lapangan kerja dan nilai modal yang besar melalui 100 inovasi selama dekade 2010-2020.

     Sharif menambahkan, pendekatan pembangunan berbasis ekonomi biru akan bersinergi dengan pelaksanaan triple track strategy, yaitu program pro - poor (pengentasan kemiskinan), pro-growth ( pertumbuhan ), pro-job ( penyerapan tenaga kerja ) dan pro-environtment ( melestarikan lingkungan ). "Terminologi ekonomi biru telah diangkat dalam berbagai kerjasama internasional, seperti pada pertemuan tingkat  Senior Officials Meeting (SOM) for the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)," tambahnya.

     Sektor kelautan dan perikanan, lanjut Sharif, akan memainkan peran strategis dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Hasil riset dari McKinsey Global Institute (MGI) baru-baru ini juga menyatakan bahwa sektor perikanan dan pertanian merupakan salah satu diantara 4 sektor (selain jasa konsumen, pendidikan dan sumber daya alam) yang akan menjadi pendorong utama ekonomi Indonesia menjadi nomor 7 terbesar di dunia di tahun 2030.

     Penghasilan mulai dari hulu hingga hilir di sektor perikanan dan pertanian diprediksi mencapai US$ 450 miliar. Bahkan, jika kedua sektor ini bisa bersinergi, maka potensi keuntungan yang bisa diraih Indonesia bisa mencapai US$ 150 miliar per tahun di 2030. "Besarnya potensi ekonomi di sektor perikanan itulah yang membuat KKP berkomitmen dan berketetapan untuk mengembangkan  Blue Economy. Konsep ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," tandas Sharif.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)

Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2012